MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah
Dosen Pengampu
|
:
:
|
Manajemen
Pemasaran Pendidikan
Mu’minah,
M. Pd. I
|
Disusun oleh:
Moh. Aba Falahi (342112020)
Kelas: T3A
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN
2015
BAB 1
PENGANTAR MANAJEMEN
PEMASARAN PENDIDIKAN
v Pemasaran
dalam pendidikan
Pengertian pemasaran
pendidikan menurut Joseph adalah hasil aktifitas
bisnis yang mengarah arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen yang
mencakup pembelian, penjualan, transportasi, pergudangan.
Sedangkan menejemen
pemasaran adalah bidang manajemen perusahaan yang
menyangkut keputusan dan kebijakan yang berkaitan denagn aktifitas pemasaran
dari perusahaan.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam lembaga pendidikan agar suatu lembaga pendidikan dapat laku
dipasarkan yaitu:
1. Ada produk sebagai komuditas
2. Produknya memiliki standar
3. Memiliki pangsa, sasaran yang jelas
4. Memiliki jaringan dan media
Selain beberapa hal tersebut
ada pula cara yang dapat dilakukan dalam melakukan promosi
1. Periklanan
2. Promosi penjualan
3. Komunikasi personal dan interpersonal
4. Hubungan masyarakat
5. Peralatan instruksional
6. Corperate design
v Menejemen
Pemasaran Pendidikan
Ada beberapa tahap perkembangan konsep marketing yang digunakan
oleh para pengusaha dalam menghadapi persaingan yaitu:
1. Konsep
produksi
2. Konsep produk
3. Konsep
penjualan
4. Konsep
marketing
5. Konsep
responsibility
Ada beberapa proses manajerial
pemasaran antara lain:
1. Perencanaan
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam membuat perencanaan
pemasaran antara lain:
a. Menentukan
visi, misi, tujuan,
b. Menganalisis
ancaman, peluang external lembaga
pendidikan
c. Mengetahui
kecenderungan pasar
2. Pelaksanaan
3. pengendalian
v Strategi
Pemasaran Pendidikan
Secara umum strategi pemasaran jasa pendidikan diterapkan dalam
konteks lembaga pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan
pemasaran eksternal, tapi juga pemasaran internal untuk memotifasi dosen atau
guru atau karyawan administrasi dan pemasaran interaktif untuk menciptakan
keahlian penyedia jasa.
1. Produk
jasa
Menurut
kotler adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibeli atau dikonsumsi pasar sebagai kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan.
2. Tarif
jasa
Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus
sesuai dengan strategi pemasaran secara keseluruhan.
3. Lokasi
pelayanan
Tempat juga penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa
akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan manfaaat dari jasa.
4. Promosi
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi,
membujuk serta mengingatkan pelanggan saran tentang perusahaan dan bauran
pemasaranya.
BAB II
PENGERTIAN MANAJEMEN
PEMASARAN
Ø Definisi
dan Peranan Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah
suatu proses dan
manajerial yang membuat
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada
pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian
produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.
Sedangkan
pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang manajemen pemasaran
yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama, seperti
1. Menurut Buchari Alma, Manajemen Pemasaran adalah merencanakan, pengarahan,
dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian
dipemasaran.
2. Menurut Lupiyo Adi dikatakan bahwa Manajemen pemasaran adalah
suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah
direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan
terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun
bersama.
Peranan
pemasaran saat ini
tidak hanya menyampaikan produk atau
jasa hingga tangan konsumen
tetapi juga bagaimana
produk atau jasa
tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan
dengan menghasilkan laba. Sasaran
dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk
dengan mudah, mempromosikan secara
efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang
prinsip kepuasan pelanggan.
Ø Arti
dan Fungsi Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran
adalah suatu usaha
untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri
dari kegiatan mengorganisasikan, mengarahkan,
mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam
suatu organisasi agar
tercapai tujuan organisasi
secara efesien dan efektif.
Di dalam fungsi
manajemen pemasaran ada
kegiatan menganalisis yaitu analisis
yang dilakukan untuk
mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar
peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.
Ø Konsep
Inti Manajemen Pemasaran
1. Kebutuhan
Konsep dasar
yang melandasi pemasaran adalah
kebutuhan manusia. Kebutuhan
manusia adalah pernyataan
dari rasa kahilangan,
dan manusia mempunyai banyak
kebutuhan yang kompleks.
Kebutuhan manusia yang kompleks
tersebut karena bukan hanya
fisik (makanan, pakaian,
perumahan dll.), tetapi juga
rasa aman, aktualisasi
diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan.
2. Keinginan
Bentuk kebutuhan
manusia yang dihasilkan
oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan
digambarkan dalam bentuk obyek yang
akan memuaskan kebutuhan
mereka atau keinginan adalah hasrat
akan penawar kebutuhan
yang spesifik.
3. Permintaan
Dengan keinginan
dan kebutuhan serta
keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan
akan produk atau
jasa dengan manfaat yang
paling memuaskan. Sehingga
muncullah istilah
permintaan, yaitu keinginan
menusia akan produk
spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan
untuk membelinya.
4. Produk (organisasi,
jasa, ide).
Sejalan dengan
munculnya kebutuhan, keinginan
dan permintaan, perusahaan berusaha
keras untuk mempelajarinya,
mereka melakukan risetm pemasaran, mengamati
perilaku konsumen, menganalisis
keluhan yang dialami konsumen,
mencari jawaban produk
atau jasa apa
yang sedang disukai atau
bahkan produk apa
yang tidak disukai,
dan lain-lain. Dengan
kegiatan diatas, akhirnya
perusahaan dapat menawarkan
segala sesuatu kepada pasar
untuk diperhatikan, untuk
dimiliki atau dikonsumsi
sehingga konsumen dapat memuaskan kebutuhan sekaligus keinginannya, sesuatu
itu disebut produk.
5. Nilai
Pelanggan
Karena
semua perusahaan berusaha menwarkan produk dan
jasa yang superior, maka konsumen
dihadapkan pada pilihan
yang beraneka ragam. Konsumen membuat
pilihan pembeli berdasarkan
pada persepsi mereka mengenai nilai
yang melekat pada berbagai
produk dan jasa
ini. Nilai bagi pelanggan adalah
selisih antara nilai
total yang dinikmati
pelanggan karen memiliki serta menggunakan suatu
produk dan biaya
total yang menyertai produk tersebut.
salah.
1. Memiliki
komitmen jangka panjang, membutuhkan kerja sama tim, memperbaiki proses.
2. Memperbaiki
proses secara kesinambungan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk
karyawan.
6. Pertukaran
Pertukaran adalah
tindakan untuk memperoleh
barang yang dikehendaki dari
seseorang dengan menawarkan
sesuatu sebagai imbalan.
7. Transaksi
Transaksi adalah
perdagangan antara dua
pihak, yang paling
sedikit melibatkan dua macam
nilai, persetujuan mengenai
kondisi, waktu dan tempat.
8. Hubungan
Proses menciptakan,
memelihara, dan meningkatkan
hubungan erat yang semakin
bernilai dengan pelanggan
dan pihak-pihak yang berkepentingan yang
lain dengan kata
lain hubungan adalah
praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan
pihak-pihak pelanggan, pemasok (supplier), penyalur (distributor), guna mempertahankan
bisnis jangka panjang mereka.
9. Jaringan
Jaringan terdiri
dari perusahaan dan
semua pihak-pihak pendukung, pelanggan, supplier,
distributor, pengecer, agen
iklan, ilmuwan dan
pihak lain yang bersama-sama dengan firm telah membangun hubungan bisnis
yang saling menguntungkan.
10. Pasar
Pasar
terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau
keinginan tertentu yang
sama, yang mungkin
bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan itu.
11. Pemasar
dan Calon Pembeli
Seseorang yang
mencari satu atau
lebih calon pembeli
yang akan terlibat dalam
pertukaran tersebut. Calon
pembeli adalah seseorang
yang diidentifikasikan oleh pemasar
sebagai orang yang
mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran tersebut.
Ø Filosofi Manajemen Pemasaran
Ada falsafah
yang sebaiknya digunakan
sebagai pedoman usaha pemasaran ini
untuk mencapai pertukaran
yang didambakan dengan
pasar sasaran. Pemberian bobot
yang harus diberikan
pada organisasi, pelanggan dan
masyarakat yang berkepentingan seringkali
saling bertentangan.
Sehingga perlu ada
landasan dari aktifitas
pemasaran organisasi tersebut. Dalam Kottler, landasan ini
dikelompokkan dalam lima
konsep alternatif antara lain:
1. Konsep
Produksi
Falsafah
bahwa konsumen akan menyukai produk yang
tersedia dan harganya
terjangkau serta manajemen
harus berusaha keras
untuk memperbaiki produksi dan
efesiensi distribusi. Konsep
ini adalah falsafah paling
tua digunakan dalam
penjualan.
2. Konsep
Produk
Falsafah bahwa
konsumen akan menyukai produk
bermutu terbaik dan sifat
paling inovatif dan
bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk terus menerus
melakukan perbaikan produk.
3. Konsep
Penjualan
Falsafah bahwa konsumen tidak
akan membeli produk
organisasi dalam jumlah yang
cukup kecuali organisasi
mengadakan usaha penjualan dan
promosi berskala besar.
4. Konsep
Pemasaran
Falsafah
manajemen pemasaran ini berkeyakinan
bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung
pada penentuan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran dan
penyampaian kepuasan didambakan itu
lebih efektif dan efisien daripada pesaing. Kemungkinan konsep ini membingungkan bila
dibandingkan dengan konsep
penjualan.
5. Konsep
Pemasaran Berwawasan Sosial
Falsafah bahwa
organisasi harus menentukan
kebutuhan, keinginan dan minat
pasar serta menyerahkan
kepuasan yang didambakan
itu secara lebih efektif
dan efisien daripada
pesaing dengan cara
yang bersifat memelihara atau
memperbaiki kesejahteraan konsumen
dan masyarakat. Konsep ini
mengajak pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktek
pemasaran mereka. Hal ini agar dapat
menyeimbangkan dan menyelaraskan 3 faktor yang penting, yaitu: laba perusahaan,
pemuas keinginan konsumen dan kepentingan publik.
BAB III
KONSEP DASAR PEMASARAN PENDIDIKAN
Ø Konsep
dasar pemasaran pendidikan
1. Pengertian
pasar, pendidikan
Ada komponen kunci untuk dijadikan bahan analisis untuk memahami
konsep pemasaran pendidikan, yakni konsep pasar. Pasar merupakan tempat
bertransaksi berbagai komoditas yang dihasilkan produsen dengan yang
dibutuhkan.
Pendidikan adalah proses perubahan pola pikir, apresiasi dan
pembiasaan manusia agar menjadi manusia. Dimana pendidikan merupakan suatu
produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit.
Pendidikan yang dapat laku dipasaran antara lain:
a. Ada
produk sebagai komuditas
b. Produknya
memiliki standar
c. Punya
pangsa yang jelas
d. Punya
jaringan dan media
e. Adanya tenaga
pemasar
Ø Pengertian
dan karakteristik jasa pendidikan
Kotler mengemukakan bahwa jasa adalah setiap tindakan atau kinerja
yang ditawarkan oleh satu pihak pada pihak yang lainya secara prinsip tidak
terwujud dan tidak menyebabkan kepindahan kepemilikan.
Sedangkan Zaithaml dan Bitner mengemukakan bahwa jasa adalaha
seluruh aktifitas ekonomi dengan output selain produk dan pengertianb fisik,
dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan.
Pemasaran dalam konteks jasa adalah sebuah proses sosial dan
menejerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui
penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dala
bidang pendidikan.
Kotler mengemukakan beberapa karakteristik jasa antara lain:
1. Tidak
terwujud.
2. Tidak
terpisahkan, dimana jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yakni perusahaan
jasa.
3. Bervariasi
4. Mudah
musnah, jasa tidak dapat dijual pada masa yang akan datang.
Dengan melihat karakteristik tersebut, jasa pendidikan diterima
setelah melakukan interaksi dengan penghubung yang sangat dipengaruhi oleh
siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini menjelaskan bahwa
keberhasilan pendidikan akan sangat bergantung pada siapa, kapan, dan dimana
proses tersebut dilaksanakan.
Ø Kepuasan
pelanggan pendidikan
Giese dan cote yang dikutip oleh fandly dan gregorius mengemukakan
tentang tiga komponen utama yaitu:
1. Kepuasan
pelanggan merupakan respon
2. Respon
tersebut menyangkut proses fokus tertentu.
3. Respon
terjadi pada waktu tertentu.
Secara singkat kepuasan pelanggan terdiri dari respon yang
menyangkut fokus yang ditentukan pada waktu tertentu.
Kepuasan pelanggan dikemukakan berdasarkan:
1. Contras
theory yang berasumsi bahwa konsumen akan membandingkan kinerja produk actual
dengan ekspektasi para pembelian.
2. Asimilation
theory menyatakan bahwa evaluai pembeli merupakan fungsi positif dan espektasi
konsumen para pembeli.
3. Asimilation
contras,
Dalam konteks pendidikan kepuasan pelanggan dapat dilihat dari
beberapa komponen, yakni
1. Karakteristik
barang dan jasa nama sekolah yang dikenal, staf pengajar yang kompeten dan
hubungan dengan lembaga luar.
2. Emosi
pelanggan, motifasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
3. Biaya
moneter, waktu, energi dan fisik
4. Manfaat
fungsional dan emosional
5. Pelanggan
lainya menyebarluaskan informasi
BAB IV
MANAJEMEN
PEMASARAN PENDIDIKAN
ü Definisi
dan Peranan Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah
suatu proses dan
manajerial yang membuat
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada
pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian
produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.
Sedangkan
pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang manajemen pemasaran
yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama, seperti
1. Menurut Buchari Alma, Manajemen Pemasaran adalah merencanakan,
pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian
dipemasaran.
2. Menurut Lupiyo Adi dikatakan bahwa Manajemen pemasaran adalah suatu
analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah
direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan
terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun
bersama.
Dalam
bahasan tentang pengertian pemasaran telah dikemukakan bahwa inti penerapan pemasaran
tidak hanya berorientasi pada peningkatan laba perusahaan atau lembaga
semata-mata, akan tetapi
bagaimana menciptakan kepuasan bagi para
pengguna produk itu, sebagai bentuk tanggung
jawab kepada stakeholder atas mutu dari setiap produk
yang dihasilkannya.
Kotler
mendefinisikan Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
ü Penerapan Pemasaran
Pendidikan
Pemasaran pendidikan mempunyai 7 elemen pokok,
yaitu :
1.
Product, merupakan hal yang paling mendasar
yang akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi customer, merupakan
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada customer yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2.
Price, merupakan elemen yang berjalan sejajar
dengan mutu produk, dimana apabila mutu produk baik, maka calon siswa berani
membayar lebih tinggi apabila dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan
pendidikan.
3.
Place,
adalah letak lokasi sekolah mempunyai peran yang sangat penting, karena
lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa
yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
pilihan.
4.
Promotion, merupakan suatu bentuk komunikasi
pemasaran yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, atau mengingaatkan pasar sasaran atas lembaga dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang di tawarkan
oleh lembaga tersebut.
5.
People, ini menyangkut peran pemimpin dan
civitas akademika dalam meningkatkan citra lembaga, dalam arti semakin
berkualitas unsur pemimpin dan civitas akademika dalam melakukan pelayanan
pendidikan maka akan meningkat jumlah pelanggan.
6.
Physical
evidence, merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa
pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji lembaga kepada
pelanggannya.
7.
Process, ini adalah penyampaaian jasa
pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan, kualitas dari seluruh elemen
yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat pentin untuk
menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi
terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk
circle dalam merekrut pelanggan pendidikan.
ü Membangun Akuntabilitas Pendidikan
suatu organisasi/institusi dapat dikatakan akuntabel :
1) Aspek transparansi
(transparent)
Organisasi/institusi terbuka dan jujur mengenai semua
tindakan/kegiatannya, mengenai alasan-alasan dibalik tindakan yang dilakukan
dan mengenai dampak tindakan tersebut pada masyarakat dan lingkungannya.
2) Aspek respon
(responsive)
Tingkat respon organisasi/institusi pada berbagai hal yang
menjadi perhatian/keinginan dari para stakeholder yang memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi, atau dapat dipengaruhi oleh bisnis/kegiatan organisasi/institusi.
3) Aspek kepatuhan
(compliant)
Kegiatan organisasi/institusi sesuai atau relevan dengan
berbagai standar dan peraturan yang dimandatkan. Berbagai keterbatasan yang
mungkin muncul ketika menilai/mengukur akuntabilitas suatu organisasi/institusi
:
• Masalah kebiasaan
Penilaian/pengukuran akuntabilitas biasanya dilakukan dengan
menggunakan data organisasi/institusi yang dilaporkan kepada publik. Data ini
disediakan oleh pihak organisasi/institusi. Beberapa organisasi/institusi
belum/tidak terbiasa dengan proses keterbukaan pada publik, karena itu organisasi/institusi
tersebut mungkin belum/tidak melaporkan semua praktek kegiatannya yang dapat
berguna untuk pengukuran akuntabilitas.
• Masalah kegiatan
yang sengaja tidak dilaporkan.
Beberapa organisasi/institusi mungkin tidak dapat membuka
beberapa informasi mengenai kegiatan mereka yang relevan dengan pengukuran
akuntabilitas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena alasan-alasan hukum atau
berbagai alasan lainnya.
• Masalah waktu
pembuatan laporan.
Pada masa senggang yang terjadi berkaitan dengan persiapan
laporan tahunan oleh organisasi/institusi banyak hal dapat terjadi. Data
kinerja organisasi/institusi yang didapat dapat berbeda dengan kinerja
organisasi/institusi yang terbaru.
• Masalah media.
Dalam menilai akuntabilitas suatu organisasi/institusi terutama
pada bagian kinerja operasional, sebagian dari pengukuran/assessment didasarkan
dari liputan media. Media mungkin saja gagal dalam meliput hal ini atau terlau
berlebihan dalam meliput terutama pada isu-isu kontroversial yang berhubungan
dengan beberapa organisasi/institusi.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu pasal 48 tentang Pengelolaan Dana Pendidikan, ayat 1 berbunyi
“Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisien,
transparansi dan akuntabilitas publik”. Selain itu Menteri Pendidikan Nasional
juga membuat peraturan yang jelas dan rinci terkait transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan dana pendidikan di sekolah.
Tiga pilar utama menjadi persyaratan terbangunnya
akuntabilitas.
Pertama, adanya transparansi dalam menetapkan kebijakan dengan
menerima masukan dan mengikutsertakan berbagaiinstitusi.
Kedua, adanya standar kinerja yang
dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang.
Ketiga, adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana
kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah,
biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.
Tiga pilar utama akuntabilitas tersebut penting kiranya untuk
dimiliki lembaga penyelenggaraan pendidikan sehingga pelayanan pendidikan bisa
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat
ü Membaca Loyalitas Segmen
Pendidikan
Loyalitas pelanggan adalah bahwa kesetiaan
pelanggan diukur dengan frekuensi penggunaan kembali sebuah jasa. Kepuasan
tersebut dapat juga diamati ketika pelanggan jasa menganjurkan atau bahkan
mendesak orang lain untuk mengkonsumsi jasa tersebut. Jadi kesetiaan pelanggan
dapat dilihat melalui prilaku pelanggan. Griffin mendefinisikan loyalitas
sebagai suatu prilaku, yang ditunjukkan dengan pembelian rutin. Didasarkan pada
unit pengambilan keputusan. Loyalitas lebih mengacu pada prilaku yang relatif
stabil dalam jangka panjang dari unit-unit pengambil keputusan untuk melakukan
kegiatan secara terus menerus terhadap program lembaga pendidikan yang dipilih.
BAB V
MEMBUAT IMAGE BAIK TERHADAP PENDIDIKAN
v Publikasi santun dan sportifitas
Publisitas mencakup usaha untuk mendapatkan ruang editorial yang
berbeda dari ruang yang dibayar disemua media yang dapat dibaca, dilihat atau
didengar oleh konsumen.
Publisitas merupakan pemanfaatan nilai nilai berita yang terkandung
didalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang terkandung didalam suatu
prodduk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik karena
pembenaran baik langsung maupun tidak langsung dilakukan oleh pihak lain selain
pemilik iklan.
Selain itu publisitas tidak dapat diulang ulang seperti iklan.
Publisitas merupakan salah satu bagian dari konsep yang lebih besar yaitu
hubungan masyarakat.
v Keputusan keputusan dalam publisitas
Dalam menyusun kapan dan bagaimana
memanfaatkan publisitas produk, Manajemen harus memutuskan hal-hal berikut :
1.
Menentukan tujuan publisitas
2.
Memilih pesan dan wahana publisitas
3.
Melaksanakan rencana publisitas
4.
Mengevaluasi publisitas
v Membangun image
building yang tepat
Citra ditumbuhkan melalui public
relation dan marketing communication yang baik. Dalam membangun
image (citra) yang tepat dibutuhkan promosi (komunikasi pemasaran) yang tepat
pula dan promosi tersebut tak lepas dari public relation itu sendiri.
v Image building yang
tepat untuk pendidikan
Proses pembentukan citra positif di lembaga
pendidikan membutuhkan waktu yang cukup lama. Citra lembaga pendidikan dapat
dibangun melalui berbagai kegiatan hubungan masyarakat (humas)
BAB VI
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS PEMASARAN PENDIDIKAN
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS PEMASARAN PENDIDIKAN
Dalam
pemasaran pendidikan, terdapat langkah-langkah strategis, yaitu identifikasi
pasar, segmentasi pasar dan positioning, diferensiasi produk, komunikasi pemasaran, pelayanan
sekolah
Segmentasi
pasar yang paling umum dapat digunakan adalah aspek geografis, demografis,
psikologis, dan perilaku. Kemudian tujuan dari strategi diferensiasi adalah
mengembangkan positioning yang tepat sesuai keinginan konsumen poyensial yang
hendak dituju. Diferensiasi produk dapat dilakukan pada form
(bentuk)seperti bentuk, ukuran, dan
bentuk fisik lainnya. Keunggulan bersaing melalui diferensisasi produk adalah
bagaimana perusahaan dapat menciptakan produk unik yang memberikan tingkat
keuntungan di atas rata-rata yang mampu diraih oleh industry.
Komunikasi
pemasaran adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk
dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang
produk dan merek yang dijual. Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari 8 model
komunikasi utama
1.
Iklan
2.
Promosi penjualan
3.
Acara dan pengalaman
4.
Humas dan publisitas
5.
Pemasaran langsung
6.
Pemasaran interaktif
7.
Pemasaran dari mulut ke mulut
8.
Penjualan personal
BAB VII
PENERAPAN MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN
Manajemen pemasaran dewasa ini
semakin diminati dalam semua jenis organisasi, di dalam dan di luar sektor
bisnis dan di seluruh dunia termasuk di dalamnya lembaga pendidikan.
Penerapan
manajemen dalam bidang pemasaran meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini.
a.
Perencanaan pemasaran,
mencakup perencanaan di bidang produksi, pasar, dan pemilihan saluran pemasaran
yang tepat dalam pendistribusian produk. Perencanaan produksi merupakan
pertimbangan pertama dalam perencanaan pemasaran. Produk harus sesuai dengan kebutuhan
pasar atau disesuaikan dengan permintaan para pembeli. Perencanaan pasar juga
merupakan hal yang penting, karena dapat menggambarkan daerah yang dilayani
untuk pemasaran, daya beli masyarakat, kebutuhan masyarakat, dan tingkat hidup
calon pembeli.
b.
Pengorganisasian pemasaran
yaitu meciptakan dan memelihara struktur organisasi penjualan yang baik, yang
harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan.
c.
Penggerakan pemasaran, antara
lain:
·
mendorong pegawai dan tenaga
penjual melakukan tugasnya dengan sebaik mungkin,
·
kepemimpinan yang kuat dan
menyenangkan,
·
supervisi serta pengawasan
yang baik dalam kegiatan pemasaran,
·
sikap manajer dan pegawainya
dalam melayani pemasanan,
·
komunikasi yang baik dalam
kegiatan pemasaran.
d.
Pengawasan pemasaran, artinya
pengawasan terhadap seluruh usaha-usaha pemasaran. Untuk melaksanakan
pengawasan, diperlukan data-data dan informasi yang lengkap dan objektif.
Selain itu pengawasan hendaklah disertai pula penilaian atas hasil-hasil yang
diperoleh akibat penerapan manajemen yang efektif dan efisien di bidang
pemasaran.
Adapun fungsi pemasaran meliputi
kegiatan penjualan, pembelian, pengangkutan, penyimpanan, penentuan standar,
pembiayaan, penanggungan risiko, pengumpulan dan keterangan pasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar