MAKALAH
PROFESIONALISME KERJA
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Etika Profesi
Dosen Pengampu : Mu’minah, M.Pd.I
Oleh:
Ayu Annadliyah
M. Eko Priyanto
M. Heri Susanto
Moh. Aban Falahi
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah ini. Shalawat
dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw
Makalah
ini berisikan tentang Profesionalisme Kerja. Diharapkan Makalah ini
dapat memberikan informasi dan menambah wawasan kepada kita semua
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Pekalongan, Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebuah aktifitas dalam
segala hal membutuhkan suatu keahlian yang sesuai dengan bidangnya dan
mempunyai sebuah kompetensi standard dalam suatu bidang yang dikerjakan
tersebut, apabila orang melakukan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan
kompetensinya maka suatu hal buruk akan menimpanya, karena sebuah pekerjaan
memerlukan sebuah kempetensi ahli dalam bidang pekerjaan tersebut.
Sebuah Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan
secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan disebut
profesi. Profesi memerlukan seorang yang menjalankannya maka itu disebut
professional, dalam artian sempit bisa disimpulkan seperti itu.
Sebuah
professional tidak bisa tumbuh hanya dengan sebuah rangsangan dari seseorang
atau sebuah saran yang diberikan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan,
melainkan professional harus ditempuh dengan beberapa tahapan dan aksi praktik
dalam sebuah pekerjaan.
Mengingat
pentingnya tenaga professional sangatlah dibutuhkan dalam suatu pekerjaan, maka
dengan ini kami pemakalah akan memaparkan bagaimana cara untuk menempuh sebuah
professional dalam sebuah pekerjaan dan anggapan anggapan tentang
keprofesioanlan dalam pekerjaan.
Dengan
paparan diatas maka pemakalah merumuskan sebuah masalah sebgai berikut :
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
anggapan bahwa profesionalisme dapat diharapkan muncul sekedar dengan anjuran
adalah tidak benar?
2.
Apa
saja komponen yang perlu untuk kompetensi professional?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1.
Mengetahui
anggapan bahwa profesionalisme dapat diharapkan muncul sekedar dengan anjuran
adalah tidak benar Mengetahui komponen dalam kompetensi professional
2.
Memgetahui
komponen yang perlu untuk kompetensi professional
D. SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH
Makalah ini
disusun dalam tiga bagian. Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan makalah dan sistematika penulisan makalah.
Bab II, bagian pembahasan yang membahas tentang Mengenal
Profesionalisme Kerja
Bab III, bagian penutup, simpulan, daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
Pengertian umum,
seseorang dikatakan profesional
jika memenuhi tiga kriteria, yaitu
mempunyai keahlian untuk
melaksanakan tugas sesuai
dengan bidangnya,
melaksanakan suatu tugas
atau profesi dengan
menetapkan standar baku di
bidang profesi yang
bersangkutan dan menjalankan
tugas profesinya dengan mematuhi
etika profesi yang telah ditetapkan. Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan
secara konseptual seperti
dikemukakan oleh Lekatompessy
Profesi
merupakan jenis pekerjaan
yang memenuhi beberapa
kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual
yang penting tanpa melihat apakah suatu
pekerjaan merupakan suatu
profesi atau tidak.
Dari
pemaparan diatas bisa dapat kita simpulkan, jika sebuah profesi ingin
memerlukan tenaga professional haruslah memiliki beberapa komponen, yaitu :
a.
Mempunyai
keahlian dalam bidang
b.
Memiliki
standar baku
c.
Mematuhi
dan berkomitmen pada etika pekerjaan
Profesi[1],
adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesional, adalah orang
yang mempunyai profesi atau pekerjaan. purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu
dengan mengandalkan suatu keahlianyang tinggi. Atau seorang profesional adalah
seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang
lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau
untuk mengisi waktu luang.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi ketiga, istilah profesi, professional, profesionalisme, dan
profesionalitas dapat dibedakan menjadi berikut.
1. Profesi ialah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian tertentu
2. Professional ialah: (a) bersangkutan
dengan profesi;(b) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya;(c)
mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya
3. Profesionalisme ialah mutu,
kualitas, tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
professional
4. Profesionalitas ialah : (a) perihal
profesi; (b) keprofesian;(c) kemampuan untuk bertindak secara profesional
Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa “PEKERJAAN / PROFESI”
dan “PROFESIONAL” terdapat beberapa perbedaan :
PROFESI:
• Mengandalkan suatu
keterampilan atau keahlian khusus.
• Dilaksanakan sebagai
suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
• Dilaksanakan sebagai
sumber utama nafkah hidup.
• Dilaksanakan dengan
keterlibatan pribadi yang mendalam.
PROFESIONAL :
• Orang yang tahu akan
keahlian dan keterampilannya.
• Meluangkan seluruh
waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
• Hidup dari situ.
• Bangga akan pekerjaannya.
Secara umum ada beberapa ciri atau
sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu[2]:
1. Adanya pengetahuan khusus, yang
biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan
dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang
sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya
pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan
masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan
pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan
suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan
masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus
terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi
anggota dari suatu profesi.
Abudin Nata menambahkan tiga
kriteria suatu pekerjaan profesional[3]:
a. Mengandung unsur pengabdian
Setiap profesi dikembangkan untuk memberikan pelayanan
tertentu kepada masyarakat. Setiap orang yang mengaku menjadi pengembang dari
suatu profesi tertentu harus benar-benar yakin bahwa dirinya memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat tersebut.
b. Mengandung unsur idealisme
Setiap profesi bukanlah sekedar mata pencari atau bidang
pekerjaan yang mendatangkan materi saja melainkan dalam profesi itu tercakup
pengertian pengabdian pada sesuatu yang luhur dan idealis, seperti mengabdi
untuk tegaknya keadilan, kebenaran meringankan beban penderitaan sesama manusia
c. Mengandung unsur pengembangan
Setiap bidang profesi mempunyai kewajiban untuk
menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari pengabdiannya secara
terus-menerus. Secara teknis profesi tidak boleh berhenti atau mandek. Kalau
kemandekan teknik ini terjadi profesi itu dianggap sedang mengalami proses
kelayuan atau sudah mati. Dengan demikian, profesipun manjadi punah dari
kehidupan masyarakat
Sesuai
dengan pengertian profesi dan ciri-ciri yang diungkapkan di atas, maka
pekerjaan guru adalah tugas keprofesian. Munculnya pengakuan guru sebagai
pekerjaan professional tentu didasari alas an teretntu. Alasan tersebutlah yang
mendorong masyarakat melakukan profesionalisasi pekerjaan guru. Menurut
Muktahar ada tiga alasan mendasar mengapa guru harus menjadi pekerjaan
professional[4],
yaitu:
1. Karena guru bertanggung jawab
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, beriman, bertakwa, dan berilmu
pengetahuan, serta memahami teknologi
2. Karena guru bertanggungjawab bagi
kelangsungan hidup bangsa. Menyiapkan seorang pelajar untuk menjadi seorang
peimpin di masa depan (student today leader tomorrow)
3. Karena guru bertanggungjawab bagi
keberlangsungan budaya dan peradaban suatu bangsa(change of attitude and
behavior)
Kemudian
sebuah pekerjaan dikatakan professional apabila pekerjaan tersebut memiliki
kode etik. Secara harfiah, kode etik adalah sumber etika, aturan, sopan santun
atau tata susila, atau suatu hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam
mengerjakan suatu pekerjaan. Kode etik profesi berarti aturan kesusilaan suatu
profesi. Artinya sebagai penangkal dari kecenderungan manusia pengemban profesi
yang ingin menyimpang/menyeleweng.
Kode
etik berfungsi[5]:
(1) memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang telah digariskan; (2) sebagai control social bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan; (3) mencegah campur tangan pihak
dari luar organisasi profesi tentang hubungan etika keanggotaan profesi.
Dalam
lapangan kerja, atasan seharusnya menilai kemampuan orang bukan senantiasa atas
diploma atau gelarnya, tetapi atas dasar kesanggupannya untuk mewujudkan
prestasi berupa dengan modal pengetahuan yang ada. Diploma atau sarjana bukan
jaminan prestasi seseorang. Prestasi harus diukur di satu pihak dengan hasil yang
diperoleh dari seseorang dan dilain pihak dengan tolak ukur yang dikaitkan
dengan kemampuan yang semestinya ada pada orang itu.
Anggapan
bahwa Profesionalisme dapat diharapkan Muncul Sekedar denganAnjuran, Tidaklah Benar
1)
1.Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfectresult), sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari
peningkatan mutu.
2)
Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanyadapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan
3)
Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu
sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
4)
Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang
tidak tergoyahkan oleh“keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan
kenikmatan hidup.
5)
Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi
Ciri di atas menunjukkan bahwa tidaklah
mudah menjadi seorang pelaksana profesi yang proprofessionalarus ada
kriteria-kriteria tertentu yang mendasarinya. Lebih jelas dikemukakan oleh
Tjerk Hooghiemstra bahwa seorang yang dikatakan professional adalah mereka yang
sangat berkompeten. Anggapan bahwa profesionalisme dapat diharapkan muncul
sekedar dengan anjuran, tidak benar. Selanjutnya perlu dibedakan antara unjuk
kerja superior dengan rata-rata. Kompetensi dapat berupa motif, sifat, konsep
diri pribadi, nilai-nilai, pengetahuan yang dimiliki, keterampilan dan berbagai
sifat yang dimiliki seseorang yang dapat diukur dan menunjukkan perbedaan
antara rata-rata dengan superior.
B. Kompetensi Profesional
Seiring dengan
persaingan bisnis yang sangat tajam dan perubahan lingkungan yang drastis pada
setiap aspek kehidupan manusia, menutut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas dan mempunyai kompetensi yang unggul di bidangnya sehingga dapat
memberikan output yang terbaik bagi organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini
kompetensi berarti memiliki kemampuan secara professional sehingga mampu
melaksanakan tugas dengan baik dan menghasilkan hasil akhir berdasarkan mutu
yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kompetensi menunjukkan
terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan
yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan
kecerdikan. Setiap anggota bertanggugjawab untuk menentukan kompetensi
masing-masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang
diperlukan memadai untuk bertanggungjawab yang harus dipenuhinya.
Kompetensi
dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut[7].
v Core Competencies (Kompetesi Utama)
Kompetensi utama adalah sebuah kompetensi yang didefinisikan sebagi
kemampuan internal yang sangat penting bagi perusahaan. Kompetensi ini adalah
diharapakan dimiliki oleh semua individu dalam organisasi
v Threshold competencies
Adalah karakteristik pemegang pekerjaan sehingga bisa menjalankan
pekerjaan secara efektif, tetapi tidak dapat digunakan seorang yang berkinerja
tinggi, rata-rata, atau rendah. Misalnya penjual yang baik harus kemampuan yang
memadahi tentang produk yang mereka jual, tetapi pengetahuan ini tidak selalu
cukup untuk memastikan performa penjualan mereka.
v Differentiating Competencies
Adalah
karakterisrik yang membedakan individu berkinerja superior dengan rata-rata.
Misalnya individu yang bekerja di bidang desain memiliki Differentiating
Competencies dalam mendesain yang membuatnya lbih unggul dari orang lain.
Komponen-komponen
yang perlu untuk kompetensi professional[8]
1.
Kompetensi
spesialis
Kemampuan untuk :
-
keterampilan
dan pengetahuan
-
Menggunakan
perkakas sdan peralatan yang sempurna
-
Mengorganisasikan
dan menangani maslah
2.
Kompetensi
Metodik
Kemampuan untuk:
-
Mengumpulkan
dan menganalisa informasi
-
Mengevaluasi
informasi
-
Orientasi
tujuan kerja
-
Bekerja
secara sistematis
3.
Kompetensi
Individu
Kemampuan untuk inisiatif,
dipercaya, , motifasi, dan kreatif
4.
Kompetensi
Sosial
Kemampuan untuk
berkominikasi, bekerja sama dan kerja kelompok
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari
uraian penjelasan makalah ini dapat pemakalah simpulkan bahwa akan pentingnya
menjalankan suatu pekerjaan secara professional sesuai dengan kompetensi
profesi yang kita miliki, sehingga tercipta suasana profesionalitas dalam
sebuah organisasi/perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Khasanah Nur. Etika Profesi dan Profesional Bekerja
(Jakarta:Direktorat Pembinaan SMK.2013)
Barnawi dan Arifin M. Etika dan Profesi Kependidikan.(Jakarta:
Arruz Media.2012)
http://kel2-profesionalismekerja.blogspot.com (diakses 8 Mei 2015 di STAIKAP)
Mas kalau untuk pemula pebisnis online sebaiknya seperti apa?
BalasHapusIni produk import Obat Pembesar Penis Alami silahkan baca dengan baik pasti masalah terpecahkan...