





MODUL KADERISASI
IKATAN
PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
KEC.
KEDUNGWUNI
BAB I
PEDOMAN
MODUL KADERISASI
I.
PENDAHULUAN
IPNU sebagai bagian dari keluarga
besar NU, menjadi suatu keharusan untuk menapaki apa yang menjadi garis
perjuangan NU. Disinilah letak strategis IPNU sebagai supplier utama dan
menjadi garda terdepan dalam mencetak kader-kader muda NU dalam konteks kini
dan di masa yang akan datang. IPNU merupakan representasi dari kaum muda dan
remaja NU mendapat porsi yang cukup berat dalam mengawal dan memperjuangkan NU.
Hal ini karena basis massa IPNU adalah kaum remaja dan pemuda yang masih rentan
terhadap pengaruh lingkungan sekitar.
Eksistensi IPNU tidak lepas dari komitmen
visi kepelajaran dan kekaderan yang harus mampu menempatkan diri dan
menyesuaikan diri sesuai dengan perkembangan jaman. Kondisi riil ranting dan
komisariat IPNU se-Kecamatan kedungwuni sangatlah beragam, luasnya daerah, dan
pengaruh lingkungan yang kompleks menjadi sebuah tantangan bagi IPNU agar bisa
menancapkan dan mengibarkan panji bendera IPNU di seluruh desa maupun
komisariat yang ada.
Atas dasar itu, maka Departemen Pendidikan
dan Kaderisasi Pimipinan Anak Cabang IPNU Kedungwuni perlu menyusun pola
pengkaderan IPNU yang jelas dan tersistematis melalui modul pengkaderan yang
diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dan referensi bersama dalam rangka
penyeragaman dan penyatuan visi misi dan tujuan IPNU serta bisa diaplikasikan
dari tingkatan Anak Cabang sampai tingkatan komisariat secara serentak.
II. Orientasi Pengkaderan IPNU
- IPNU kembali ke sekolah. IPNU kembali ke sekolah merupakan bagian dari penegasan implementasi perubahan nama IPNU dari ”putra” ke”pelajar”. Diharapkan bahwa dengan adanya upaya yang maksimal mengembalikan IPNU ke sekolah, bisa menjadi pemicu dari perubahan gerak IPNU pada tingkatan pelajar. Aspek ini diharapkan bukan hanya pada sekolah-sekolah yang berbasiskan Ma’arif atau NU saja, tetapi lebih luas dan umum yakni sekolah-sekolah negeri atau sekolah favorit (unggulan) yang ada di masing-masing daerah.
- IPNU kembali ke pesantren. Merupakan bagian dari upaya merangkul kembali potensi kader-kader yang berbasis santri pesantren. Hal ini sesuai dengan aras perjuangan pada saat IPNU didirikan pertamakali pada tahun 1954, di mana IPNU didirikan sebagai bagian dari kepentingan untuk mewadahi organisasi santri-santri di pesantren.
- IPNU kembali ke Masjid dan Musholla. Hal ini dilandasi pada konsepsi pengabdian IPNU pada masyarakat. Melalui upaya mengembalikan IPNU ke masjid atau musholla ini diharapkan bahwa kader-kader IPNU mampu menjadi kader yang mengawal ruh-ruh tradisi Islam dan moralitas masyarakat.
Ketiga
orientasi tersebut diharapkan mampu membawa IPNU sebagai garda terdepan dalam
pelestarian nilai-nilai Islam Ahlussunah wal Jamaah ditengah-tengah pertarungan
ideologi-ideologi besar yang semakin membingungkan masyarakat.
BAB II
TUJUAN
KADERISASI
Bagi Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama, Kaderisasi merupakan proses yang sistematis dan
disengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun Tujuan tersebut adalah :
1.
Pewarisan Nilai
– nilai
Kaderisasi sebagai suatu yang ideal merupakan media dimana nilai – nilai
seperti Aswaja ( Moderat, toleran, kasih sayang ),Tradisi, etos perjuangan,
militansi dan tanggung jawab sosial, disebarkan kepada ” Generasi baru ”. Namun
demikian bahwa penanaman nilai itu tidak cukup hanya dengan waktu 1 atau 2
hari. Karenanya, kaderisasi formal hanyalah merupakan suatu awal dimana proses
pendidikan dimulai.
Dari hal semacam inilah akan berimplikasi pada pemaknaan Makesta, Lakmud
sebagai media nilai – nilai, teori dan gagasan diberikan. Pada prakteknya,
nuansa indoktrinasi atau ideologisasi merupakan hal yang tak terhindari.
2.
Pemberdayaan
Anggota
Kaderisasi merupakan arena penguatan atau pemberdayaan pelajar, santri dan
remaja, membantu mempercepat proses intelektualisasi serta penyadaran remaja,
pelajar dan santri dalam sosialitas dan historisitasnya.
Argumen ini mengharuskan abahwa kaderisasi menyediakan fasilitas dan ruang
bagi kader dalam proses pembelajarannya secara sistemik sesuai pluralitas
potensi kader. Kecenderungan dan minat bakat kader harus difasilitasi terutama
pasca kaderisasi formal.
3.
Memperbanyak
anggota dan regenerasi
Jumlah anggota merupakan salah satu icon keberhasilan organisasi, sebab
secara obyektif dirasakan dibutuhkan oleh pelajar, remaja dan santri. Sehingga
kaderisasi merupakan media memperbanyak jumlah anggota. Selain itu, sebuah
organisasi juga membutuhkan Human resources untuk melaksanakan kerja – kerja
organisasi.
4.
Persaingan antar
kelompok.
Dorongan yang tanpa disadari memiliki agenda tersembunyi, yakni rivalitas
antar organisasi lainnya. Kader dipersiapkan untuk bersaing dengan kelompok
lain. Karenanya politik identitas menjadi agak dominan. Persaingan ini bisa
sehat, bisa tidak, tergantung pengelolaan.
5.
Melaksanakan
Mandat Organisasi
Kaderisasi yang didorong oleh mandat organisasi atau kewajiban organisasi
agar tidak kehabisan kader sehingga menjadi keniscyaan sebuah organisasi,
karenanya menjadi agenda rutin.
BAB III
JENJANG
PENGKADERAN IPNU
TAHAP I
: PRA PENGKADERAN
1. PEMBENTUKAN
ELEMEN POKOK PENGKADERAN DALAM SETIAP PROSESI PENGKADERAN
- Kepanitian
Bertugas
sebagai pelaksana teknis dan organiser dalam setiap prosesi pengkaderan.
- Fasilitator
Bertugas
sebagai penanggungjawab optimalisasi forum, proses acara atau tahapan materi
dalam prosesi pengkaderan, kesesuain materi dan pemateri. Pendalaman pemahaman
kader terhadap materi-materi pengkaderan IPNU
- Pemateri
Bertugas
memberikan materi-materi yang sesuai dengan acuan penyampaian dan kisi-kisi
materi pengkaderan IPNU
- CBP
Bertugas
sebagai penggembleng mental, disiplin, emosi, dan psikomotorik peserta di luar
forum dalam setiap prosesi pengkaderan.
2.
PERUMUSAN ORIENTASI PENGKADERAN
- Analisa dan Pembacaan
Sebagai
alat untuk memahami dan menganalisa kebutuhan calon kader, psikologi calon
kader, orientasi kader, antropologi calon kader dan kebutuhan
organisasi
dalam mencetak kader.
- Proses Produksi Kader
Sebagai
medium untuk mencetak kader-kader yang sesuai dengan
kebutuhan
dan analisa kader. Ex : proses produksi calon kader yang mempunyai background
santri dengan calon kader yang mempunyai background umum harus berbeda pola
produksinya.
- Pengawalan dan Distribusi Kader
Merupakan
jenjang akhir pasca produksi kader. Pengawalan dan distribusi kader sebagai
bagian dari RTL dan follow up dari produksi kader. Pemberian porsi-porsi
kegiatan dan memberdayakan potensi kader seluas-luasnya.
TAHAP II : PENGKADERAN
1. PENGKADERAN
FORMAL
- Binari (Binaan Sehari)
Merupakan
rekruitmen paling awal masa pengenalan dan pendidikan sebelum menjadi calon
anggota IPNU
- Makesta (Masa Kesetiaan Anggota)
Merupakan
rekruitmen awal calon-calon kader yang kemudian dibaiat menjadi anggota baru
IPNU.
- Lakmud (Latihan Kader Muda)
Merupakan
tahap pengkaderan yang lebih tinggi bagi kader-kader IPNU yang telah atau
pernah mengikuti Makesta.
- Lakut (Latihan Kader Utama)
Merupakan
jenjang pengkaderan yang lebih tinggi. Hanya diperuntukkan bagi kader-kader
yang telah mengikuti Makesta dan Lakmud.
2. PENGKADERAN NON FORMAL
Pengkaderan
non formal merupakan bentuk dari penguatan skill kader pasca melalui tahapan
pengkaderan formal. Pengkaderan non formal menekankan pada skill dan
pengembangan potensi kader. Bentuk pengkaderannya tersebut seperti contoh di
bawah ini :
- Diklatama CBP KPP
- Pelatihan Pelatih
- Pelatihan Jurnalistik
- Pelatihan Advokasi dan HAM
- Pelatihan Dakwah
- Pelatihan Pluralisme
- Pelatihan Seni dan Sastra
- Pelatihan Bahasa
- Bimbingan Belajar
- Pelatihan Kewirausahaan
- Dan lain sebagainya
3 PENGKADERAN INFORMAL
Pengkaderan Informal dilakukan langsung
melalui kepengurusan organisasi, kepanitiaan dan keterlibatan dalam kehidupan
nyata di tengah masyarakat.
TAHAP III : PASCA PENGKADERAN
1.
Pengawalan Kader
Pengawalan kader melalui :
- Membuatkan media atau wadah yang harus atau telah disiapkan oleh kepengurusan IPNU yang ada.
- Mengadakan Silaturahmi kader secara rutin.
- Menyertakan kader dalam setiap event-event kegiatan IPNU maupun NU.
- Menciptakan media komunikasi yang familiar antara kader, pengurus dan alumni.
2. Distribusi Kader
Distribusi kader melalui jaringan dan
akses alumni:
- Pemberdayaan kader pada bidang pengabdian masyarakat. Seperti menjadi DKM, Remaja Masjid atau Ustadz Madrasah dan Guru Ngaji.
b.
Pemberdayaan kader pada bidang profesional.
c.
Pemberdayaan kader pada bidang sosial politik.
d.
Pemberdayaan kader pada bidang kewirausahaan.
e. Dan lain sebagainya.
BAB IV
TAHAPAN
KADERISASI
Teknis
penyelenggaraan pelatihan adalah serangkaian suatu latihan sejak perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, dan pelaporannya. Teknis penyelenggaraan suatu
pendidikan ini dikelompokkan menjadi 3 tahap :
1.
Tahap pra
pelatihan
Tahap ini
meliputi :
a.
Pendaftaran
peserta
b.
Analisa
kebutuhan pelatihan
c.
Konsultasi
dengan pengurus/pihak lain
d.
Pembentukan
panitia
e.
Penentuan
fasilitator
f.
Pembuatan
proposal dan desain kegiatan
g.
Rapat tim
fasilitator dan tim panitia
2.
Tahap pelaksanaan
pelatihan
a.
Persiapan
b.
Pembukaan
c.
Pengaturan
ruangan
d.
Masalah-masalah
yang mungkin dan sering timbul selama pelatihan berlangsung
e.
Penutupan
f.
Persiapan
meninggalkan arena kegiatan
3.
Tahap pasca
pelatihan
Langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah :
a.
Panitia
pelaksana memberikan laporan selengkapnya
kepada pimpinan organisasi sebagai pemberi wewenang
b.
Laporan tim
fasilitator
c.
Tindak lanjut
1)
Proses kaderisasi pada dasarnya dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
a.
rekrutment calon anggota ( Binari )
b.
pelatihan formal,
c.
pendampingan dan treatment
d.
pengembangan
e.
distribusi kader
2)
Rekrutmen calon anggota dilakukan dengan tahapan:
a.
pengenalan IPNU pada calon anggota dan pelajaran pada
umumnya
b.
pendataan calon anggota
c.
pendekatan
dengan berbagai metode dan kegiatan
3)
Pelatihan formal adalah pelatihan berjenjang dan
pelatihan non- jenjang dalam struktur kaderisasi formal
4)
Pendampingan dan treatment dilakukan dengan berbagai
methode, pendekatan dan kegiatan yang diorIentasikan untuk mendampingi dan
merawat out-put pelatihan formal serta menjaga kesinambungan proses kaderisasi.
5)
Pengembangan dilakukan dengan penguatan, pendalaman dan
pengembangan kapasitas, pengetahuan,dan militansi kader.
6)
Pendampingan dan pengembangan merupakan salah satu
bentuk kaderisasi
7)
Distribusi kader dilakukan dengan memfasilitasi para
kader untuk mengaktualisasikan potensi,kapasitas dan militansinya dalam kerja
nyata, baik dalam ranah internal organisasi maupun external organisasi.
Sebagaimana layaknya pentahapan pengkaderan, di IPNU dibagi setidaknya menjadi 3 tahap berdasarkan pelatihan kader formal di IPNU, sedangkan pasca pelatihan formal adalah pembinaan, pengelolaan dan kanalisasi kader yang sebenarnya adalah pengkaderan sungguhnya itu. Jika dibagi lagi tahapannya secara menyeluruh maka akan didadapati sebagai berikut :
1. Binari
2. Makesta
3. Pasca Makesta
4. LAKMUD
5. Pasca LAKMUD
6. LAKUT
7. Pasca LAKUT
BAB V
SIFAT-SIFAT KADERISASI
1. Eksklusif
|
:
|
tertutup untuk orang luar
|
2. Rahasia
|
:
|
yang berhak masuk ke dalam ruangan hanyalah ;
pembicara, fasilitator.
|
3. Demokratis
|
:
|
Peserta dan panitia / fasilitator
dikenakan hak dan kewajiban yang sama.
|
4. Doktrinal
|
:
|
Kaderisasi utamanya pada makesta
merupakan area penanaman nilai – nilai karenanya suasananya demokratis
doktrinal.
|
5. Administratif
|
:
|
semua
peserta dan panitia tercatat dalam dokumen Ranting, PAC dan PC untuk data
base dan memudahkan pemantauan kader. Setiaap peserta juga diharuskan
mendapat sertifikat untuk syarat kaderisasi selanjutnya
|
BAB VI
PELAKSANA, FASILITATOR, DAN NARASUMBER
Pelaksana kaderisasi
1)
Program
kadirisasi pada dasarnya dilaksanakan oleh departemen kaderisasi pada masing –
masing tingkat kepengurusan di bawah kaderisasi ketua/ wakil ketua yang
membidangi kaderisasi
2)
Departemen
kaderisasi bertugas untuk melaksanakan seluruh program kaderisasi secara umum
pada tingkat yang bersangkutan.
3)
Untuk mendukung
penyelenggaran program kaderisasi PW, PC, dan PAC diharuskan membentukan tim
fasilitator
Tim fasilitator
1)
Tim fasilitator
terdiri dari tim fasilitator wilayah, tim fasilitator cabang, dan tim
fasilitator anak cabang.
2)
Keanggotaan tim
fasilitator disahkan dengan surat keputusan oleh masing- masing tingkat
kepengurusan.
3)
Masa kerja tim
fasilitator mengikuti masa khidmat kepengurusan pada tingkat yang bersangkutan.
4)
Tim fasilitator
dapat dirombak dan/atau diperbarui sesuai dengan kebutuhan.
5)
jika tim
fasilitator pada suatu daerah belum terbentuk, maka tugas- tugasnya dilakukan
oleh tim fasilitator pada tingkat di atasnya
6)
bagi PC , dan
PAC yang sudah membentuk tim fasilitator diharapkan melakukan penyesuaian
dengan aturan ini.
7)
Dalam kondisi
tertentu dapat di bentuk tim fasilitator gabungan dari dua atau lebih
kepengurusan setingkat pada zona tertentu
8)
Anggota tim barasal dari pengurus pada tingkatan yang
bersangkutan atau dari luar struktur
dengan syarat:
a.
Memiliki
komitmen yang tinggi dalam kaderisasi
b.
Sudah
bersertifikasi menjadi fasilitator melalui LATPEL,
c.
Memiliki
kapasitas yang mewadai dan berpengalaman cukup dalam kegiatan fasilitator
Kefasilitatoran
a) Pokok bahasan
o Pengertian dan
Posisi Fasilitator
o Tugas dan Peran
Fasilitator
o Ketrampilan
Dasar Fasilitasi
o Etika Fasilitasi
b) Tujuan
o Mampu memahami
tentang fasilitator sebagai instrument penting dalam pendidikan/pelatihan.
o Mampu
mengoptimalkan peran dan fungsi fasilitator dalam pendidikan/pelatihan
o Kemampuan
mendesain cara memfasilitasi yang dapat membangkitkan, menggunakan pengetahuan
dan keterampilan partisipan sendiri selama proses berlangsung;
o Kemampuan
mengorganisir kegiatan;
c) Metode
o Ceramah dan
tanya jawab
o Diskusi
o Brainstroming
d) Media
- Makalah
- Papan tulis white board dan spidol
- Kertas plano
- OHP/Proyektor dan laptop
e) Waktu 120 menit efektif
f) Proses kegiatan
- Fasilitator membagi makalah pada peserta dan memberi waktu 10 menit untuk membaca.
- Fasilitator membuka acara kemudian memberi penjelasan singkat tentang pokok bahasan materi,
- kemudian Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan pokok bahasan yang akan disajikan narasumber.
- Fasilitator membacakan biodata narasumber kepada peserta dan melaporkan kondisi peserta kepada narasumber
- Fasilitator memandu dialog, menyimpulkan materi pembahasan dan hasil w
- dialognya. Kemudian Fasilitator mempersilahkan narasumber meninggalkan ruangan.
- Fasilitator menutup acara
Narasumber
Dalam
setiap prosesi pengkaderan hal-hal yang harus diperhatikan adalah kelengkapan
elemen pengkaderan, di samping panitia dan CBP yang harus lebih diperhatikan
adalah narasumber.
a. Memiliki
kemampuan yang memadai dalam hal kedalaman materi yang akan disampaikan.
b. Memiliki
kemampuan yang baik dalam pola penyajian materi.
c. Menyesuaikan isi
materi dengan pedoman materi pengkaderan yang sudah ada.
d. Mengikuti pola
penyampaian materi sesuai dengan ketentuan yang ada dalam pedoman pengkaderan
IPNU.
e. Mampu memahami kondisi
psikologis peserta pengkaderan.
f. Narasumber dipilih
yang memiliki kompetensi sesuai dengan materi yang dibahas. Perannya adalah
memberikan penjelasan mengenai materi secara lebih detail, misal berupa
data-data penelitian dan konsep terkait, atau hal-hal
lainnya.
g. Sangat disarankan agar
para narasumber bertemu sebelumnya dengan tim fasilitator untuk menyelaraskan
berbagai hal antara lain:
1. Metode
penyampaian dan alat bantu yang diperlukan.
2.
Waktu dan schedule acara.
BAB VII
PENDEKATAN
PELATIHAN
1)
Pendekatan
pelatihan yang dipilih adalah pendekatan andragogy, atau gabungan antara
pendekatan andragogy dan paedagogy.
2)
Pada jenjang
BINARI, pendekatan pelatihan yang digunakan adalah pendekatan paedagogy
3)
Pada jenjang
MAKESTA, pendekatan pelatihan yang di gunakan adalah gabungan antara pendekatan
paedaggogy dan andragogy, dengan pendekatan padagogy lebih dominan
4)
Pada jenjang
LAKMUD pendekatan pelatihan yang digunakan adalah gabungan antara pendekatan
adalah gabungan antara pendekatan Paedagogy dan andragogi, dengan pendekatan andragogi
lebih dominan.
5)
Pada jenjang
LAKUT, Latfas I dan Latfas II pelatihan yang digunakan adalah pendekatan
andragogy murni dengan murni full-participatory training.
6)
Pada jenjang
pelatihan sebagaiman point 4. pelatihan dilakukan dengan menjadikan pengalaman
sebagai sumber belajar.
Methode pelatihan
1)
Pelatihan
diselenggarakan dengan methode - methode yang mendukung bagi pencapaian tujuan
kaderisasi secara umum
2)
Methode sebagaimana point 1 di antaranya:
- ceramah
- brainstorming
- diskusi
- focus group discussion (FGD)
- game dan dinamika kelompok
- penugasan
- study kasus
- praktek
- pengamatan proses
3)
pelatihan atau fasilitator di perkenankan menambah dan
mengembangkan metode sebagaimana point (2)
4)
pilihan metode sebagaimana point 2. disesuakan dengan
jenjang dan kebutuhan peserta
BAB VIII
EVALUASI
PELATIHAN
a. Prinsip-Prinsip Evaluasi
1. Evaluasi dalam pelatihan
partisipatif merupakan bagian integrasi proses belajar dari semua pihak yang
terlibat
2. Evaluasi merupakan bagian
integrasi proses belajar, arahan evaluasi adalah demi perbaikan dan demi
pertanggungjawaban
3. Evaluasi dilaksanakan secara
berkala
4. Pada dasarnya evaluasi
dilaksanakan baik pada tahap pra pelatihan, tahap pelaksanaan pelatihan, dan
pasca pelatihan
b. Manfaat Evaluasi
1. Sebagai masukan bagi proses
pelatihan yang masih berlangsung
2. Untuk masukan bagi
penyempurnaan pelaksaan pelatihan ke depan
3. Untuk menyajikan fakta tentang
tingkat keberhasilan pelatihan kepada
berbagai pihak dalam rangka memberikan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan
pelatihan
c. Tujuan Evaluasi
1. Untuk mengetahui tingkat
perubahan kognitif, sikap serta tingkah laku peserta belajar
2. Untuk mengetahui efektivitas
dan efesiensi penyelenggaraan pelatihan
d. Sasaran Evaluasi
1. Prestasi belajar, peserta,
dengan titik berat pada perkembangan sikap/tingkah laku, pengetahuan dan
keterampilan
2. Efektifitas dan efisiensi
penyelenggaraan pendidikan/latihan
BAB IX
STRATEGI
PERAWATAN KADER
1)
Untuk menjamin
keberlangsungan kaderisasi dan menjaga militansi kader serta mengembangkan dan
menatapkan potensi keder, setiap tingkatan kepengurusan harus merumuskan
strategi perawatan kader
2)
Strategi
perawatan kader sebagaimana point 1 dilakukan dengan berbagai cara dan
pendekatan serta kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan konteks daerah yang
bersangkutan.
3)
Kegiatan-
kegiatan sebagaimana point 2. dapat berupa kejadian dalam bentuk bozz group, bimbingan belajar, pelibatan langsung
dalam berbagai kegiatan , advokasi dan lain sebagainya.
BAB X
SSERTIFIKASI PELATIHAN KADER
Hak atas sertifikasi
1)
Pada setiap
pelatihan kader di semua tingkatan, penyelenggara memberikan sertifikasi
2)
Sertifikasi
sebagaimana point 1) di berikan kepada peserta yang telah mengikuti suatu
pelatihan secara penuh dan layak berdasarkan penilian dari fasilitator dan
panitia.
Bentuk sertifikasi
1)
sertifikasi
ditandai dengan sertifikat atau nama lain yang disepakati.
2)
Pada sertifikat
sebagimana point 1,dicantumkan:
a.
Nama
b.
Tempat dan
tanggal lahir
c.
d.
Alamat
e.
Lembaga/
kepengurusan pengutus
f.
Kualifikasi
hasil
3)
Sertifikat
diterbitkan dan ditandatangani oleh kepengurusan IPNU Penyelenggara pelatihan.
4)
Jika kegiatan
pelatihan dilaksanakan bersama lembaga lain, sertifikat dapat ditandatangani
bersama dengan pimpinan lembaga yang bersangkutan.
BAB XI
STRATEGI
UMUM PELAKSANAAN KADERISASI
1.
Semua kegiatan
IPNU baik berupa Kaderisasi ( Khusus Makesta ) maupun non kaderisasi harus
berbasis pada ranting / diselenggarakan di Ranting maupun komisariat. Hal ini
dimaksudkan agar setiap kader bisa mengikuti kegiatan tanpa terbebani banyaknya
biaya operasional terutama transportasi. Dari sisi waktu maupun tenaga juga hemat.
Terlebih pada operasional kegiatan ( terutama konsumsi ) menjadi lebih murah
karena bisa bekerjasama dengan warga Nahdliyyin.
2.
Untuk lebih
mempercepat proses kaderisasi maka harus diperhatikan hal – hal :
a.
IPNU sudah
saatnya meninggalkan hal – hal / gaya yang bersifat Formalis. Contoh :
Pelaksanaan Makesta / Lakmud / Lakut tidak harus menggunakan Sound System
besar, Tamu undangan yang terlalu banyak ( bahkan tidak perlu ), Dekorasi yang
bagus maupun hal yang lain. Hal ini dilakukan mengingat kondisi keuangan dan
juga bahwa Kaderisasi ”Formal” di IPPNU adalah proses doktrinasi yang sifatnya
Rahasia Organisasi dan tidak perlu banyak diketahui oleh pihak luar. Karenanya
membutuhkan tempat yang tenang. Juga peserta tidak boleh terlalu banyak, harus
mengacu pada kurikulum pengkaderan. Kalau sudah begini, maka tidak ada alasan
kaderisasi tidak bisa dilakukan dengan alasan yang bermacam – macam.
b.
Fasilitator juga dilaksanakan secara berjenjang ; Makesta yang
memberikan materi / memfasilitasi adalah PAC. Lakmud difasilitasi oleh PC. Dan
LAKUT difasilitasi oleh PW dan PP / orang yang
direkomendasikan oleh PW. Hal ini disamping murah, juga merangsang semua
pengurus pada tingkatan yang lebih tinggi di atas penyelenggara pelatihan untuk
terus belajar dan membaca, mengingat saat ini masih jarang ditemukan
fasilitator yang berasal dari internal IPNU dengan kapasitas memadai. Bahkan
tidak jarang pengurus di tingkatan PC belum berani memberikan materi atau
menjadi fasilitator pada Makesta. Konsekuensinya kita harus senantiasa berbenah
diri serta banyak membaca dan diskusi.
c.
Calon peserta
kaderisasi di semua tingkatan wajib melalui test wawancara dengan tim SC /
Fasilitator yang ditunjuk
d.
Khusus untuk
Makesta diadakan Post Test standar secara tertulis di akhir kegiatan
e.
Kaderisasi di IPNU
mementingkan kualitas dari pada kuantitas. Ini artinya meskipun hanya 10 orang
peserta tetap dilaksanakan makesta.
f.
Pintu masuk
kaderisasi hanyalah MAKESTA sebagai kaderisasi formal
g.
Bagi yang ingin
mengikuti kaderisasi Non Formal haruslah minimal sudah pernah mengikuti Makesta
h.
Tenggang waktu
bagi setiap kader untuk mengikuti jenjang kaderisasi setingkat di atasnya
minimal 6 bulan pasca mengikuti kaderisasi setingkat di bawahnya. Hal ini
dengan tujuan agar kader berkesempatan untuk menjalani kaderisasi informal
terlebih dahulu. Sehingga tidak menjadi kader karbitan. Dan apabila suatu saat
menduduki unsur Pimpinan maka, sudah mengetahui seluk beluk persoalan di basis.
i.
Kaderisasi
Formal dan Non Formal adalah agenda tetap dan harus dilaksanakan oleh setiap
tingkatan kepengurusan.
j.
Dalam satu
periodesasi kepengurusan dalam suatu tingkatan, haruslah mengadakan kaderisasi
formal dan kaderisasi Non Formal minimal sekali.
k.
Peserta yang
mengikuti suatu tahapan kaderisasi ( terutama kaderisasi formal) harus mendapatkan
sertifikat guna melanjutkan ke jenjang kaderisasi berikutnya.
l.
Pengurus harus
bisa mendeteksi dan menginfentarisir kader potensial untuk didekati lewat cara
bermain ke rumah, sering diajak ngobrol, sesuai dengan hobi dan minatnya.
BAB XIIBAB XII
STRATEGI REKRUTMEN KADERKRUITMEN
KADER
1.
Tidak semua
putra / putri Nahdliyin mempunyai minat yang besar terhadap kehidupan
berorganisasi, hal ini disebabkan karena faktor orang tua, pendidikan,
lingkungan, minat bakat dan sebagainya. Apalagi tipologi remaja saat ini adalah
lebih tidak suka berkumpul kecuali yang ada hubungannya dengan hobi dan
kegemaran. Karenanya pada rekruitmen kader awalnya, apalagi bagi ranting /
komisariat yang belum terbentuk, maka kita tidak usah memburu dan memaksakan
kuantitas kader. Cukuplah sedikit saja ( 5 orang ) dengan cara :
a.
Bagi pengurus
PAC / PR melakukan survey ke Desa / Sekolah / Ponpes tertentu lewat media
silaturrahmi ke Pengurus NU atau teman atau Tokoh masyarakat lain yang sudah
dikenalnya, kemudian mencari tahu beberapa kader potensial ( Potensial bisa
dilihat dari segi Pengaruh terhadap teman temannya, kapasitas intelektual /
kecerdasan, profil orang tua, pendidikan dll ).
b.
Setelah selesai
melakukan assesment pada point ( a ) kegiatan selanjutnya adalah mendekati
target / sasaran tersebut lewat pendekatan emosional misalnya sering main ke
rumahnya, mula mula diajak ngobrol bebas sampai tidak ada rasa canggung dan
ewuh pekewuh. Jika ini tidak dapat dilakukan sendiri, maka bisa menugaskan
kepada Rekan lokal desa tersebut atau orang yang dapat dipercaya dan
bertanggung jawab.
c.
Tahap selanjutnya
adalah mengumpulkan / mengundang 5 orang target sasaran tersebut pada pertemuan
informal untuk membicarakan banyak hal, baik kondisi Desa, sekolah , masyarakat
pada umumnya maupun NU. Kemudian pembicaraan ditarik ke arah posisi IPPNU.
d.
Ending dari
pendekatan ini adalah adanya kesepahaman bersama untuk melakukan hal / tindak
lanjut dengan sistem sel, atau memotifasi mereka untuk mengumpulkan rekan –
rekan yang lain.
e.
Tetapi harus
diingat, jika sudah banyak yang bisa didekati / dikumpulkan, atau bahkan
pembentukan ranting / komisariat atau bahkan bisa mengadakan makesta pun, tidak
bisa kita harapkan sepenuhnya dari keseluruhan tersebut dapat menjadi kader
yang militan. Jika ada 25 % dari total kader tersebut menjadi kader yang
militan saja, sudah cukup bagus. Inilah yang disebut dengan seleksi alamiah
pada organisasi. Kader yang 15 - 25 % tersebutlah yang nantinya akan
dioptimalkan pola dan jenjang kaderisasinya. Adapun yang lain cukup dilibatkan
sebagai penggembira yang penting ikatan dengan IPPNU masih tetap terjaga.
BAB XIII
PRINSIP-PRINSIP
REKRUTMEN
1. Segmentasi
2. Berbasis
Lokalitas
3. Mempertimbangkan
pesaing
4. Komunikasi yang diterima
oleh pelajar
5. Berorientasi
kualitas
6. Masuk melalui
Pintu Mereka, Keluar melalui Pintu Kita
7. Jemput bola
8. Setiap Kader
adalah Perekrut
BAB XIV
KETENTUAN UMUM KADERISASI FORMAL
1. Kepanitiaan kegiatan terbagi menjadi dua bagaian yaitu
; Stering Comitte dan Organizing Comitte.
2. Stering Comite adalah bertugas menyusun dan menyempurnakan
materi Pelatihan serta ketentuan ketentuan yang ada.
Organizing Comitte adalah mereka yang
bertugas melaksanakan kegiatan secara teknis dan operasional
BAB XV
KETENTUAN KHUSUS KADERISASI FORMAL
II.
BINARI
A.
PESERTA
1.
Peserta BINARI
adalah calon anggota formal IPNU sebelum mengikuti jenjang pengkaderan MAKESTA
2.
Persyaratan formal calon peserta BINARI sebagaimana angka 1 adalah :
a.
Usia antara
10-12 tahun atau kelas 4-6 SD/MI
b. Mengisi form pendaftaran.
c. Menyertakan data Daftar Riwpoint Hidup ( CV )
d.
Mendapatkan Ijin dari Orang Tua / Wali.
e.
III.
MAKESTA
A. PESERTA
1. Peserta MAKESTA adalah Calon anggota formal IPNU di
tingkat Ranting atau Komisariat yang memenuhi persyaratan formal :
2. Persyaratan formal Calon Peserta MAKESTA sebagaimana
angka 1 adalah :
e. Pernah mengikuti kegiatan IPNU Non Kaderisasi Formal di
Ranting / Komisariat dan atau Pernah menghadiri Kegiatan IPNU di Semua
tingkatan sebagai penggembira bebas antara 1 (satu) kali s.d. 3 (tiga) kali
f. Mengisi form pendaftaran.
g. Menyertakan data Daftar Riwpoint Hidup ( CV )
h. Menyerahkan pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar
i. Mendapatkan Ijin dari Orang Tua / Wali.
j. Umur Maksimal 17 Tahun atau Kelas 1 SMA atau
menyesuaikan kondisi ranting.
k. Berkomitmen tinggi untuk memenuhi persyaratan yang
diberikan.
l. Jumlah Maksimal peserta MAKESTA adalah 40 Orang ATAU,
JIKA MELEBIHI KUOTA, MAKA DIGUNAKAN SISTEM PEMBAGIAN KELAS DENGAN KAPASITAS
TIAP KELAS MAKSIMAL 30 PESERTA
III.
LAKMUD
1.
Peserta
LAKMUD adalah utusan dari PR / PK IPNU dan atau PAC IPNU yang memenuhi
persyaratan formal
2.
Persyaratan
formal Calon Peserta LAKUT sebagaimana angka 1 adalah :
a. Membawa Surat Mandat dari Pimpinan Ranting / Komisariat
yang bersangkutan
b. Telah mengikuti Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)
dibuktikan dengan sertifikat kelulusan dan atau surat keterangan dari Ranting
atau komisariat yang bersangkutan.
c. Mengisi form pendaftaran.
d. Mengikuti Prosesi Screening dan dinyatakan lulus
e. Menyertakan data Daftar Riwpoint Hidup ( CV )
f. Menyerahkan pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar
g. Usia maksimal 21 Tahun atau 1 tahun setelah Lulus SMA.
h. Mendapatkan Rekomendasi dari Ketua Ranting NU setempat.
i. Mendapatkan rekomendasi dari minimal 2 stake holder
tingkat Desa diantaranya : Kyai Sepuh, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Ketua
Fatpoint, Ketua Ansor, Ketua BPD, Ketua LKMD dll.
j. Berkomitmen tinggi untuk memenuhi persyaratan yang
diberikan.
k. Jumlah Maksimal peserta LAKMUD adalah 30 Orang ATAU
dengan menggunakan prinsip pemerataan tiap Ranting / Komisariat mendapatkan
jatah mengirimkan delegasi 1 ( satu ) Orang IPNU.
l.
Calon peserta dari PK ( Pimpinan Komisariat ) sekolah,
minimal tingkat MA / SMA / sederajat
m. Calon Peserta
dari PR ( Pimpinan Ranting ) minimal seusia kelas 2 SMA ( 17 Tahun )
KURIKULUM PENGKADERAN
PIMPINAN ANAK CABANG IPNU KECAMATAN
KEDUNGWUNI
PERIODE 2014-2016
A. MASA
ORIENTASI
PELAJAR
NO
|
MATERI
|
WAKTU
|
INDIKATOR
|
KET
|
1.
|
Perkenalan
|
30 menit
|
Perkenalan identitas peserta, fasilitator
dan/ atau panitia seperti nama, alamat, hobi, asal sekolah/pekerjaan, nomor
hp, status, pengalaman organisasi, dll.
|
|
2.
|
Pre test
|
60 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Mengungkapkan pengalaman peserta
sebelum mengikuti pelatihan.
b.
Harapan peserta terhadap
organisasi.
|
|
3.
|
Ke IPPNU an
|
90 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Latar belakang sejarah kelahiran
IPPNU.
b.
IPPNU dan organisasi pelajar.
c.
Hubungan IPPNU dengan NU.
|
|
4.
|
Pengenalan Mars dan Hymne
|
30 menit
|
Pokok bahasan :
Mars dan Hymne IPPNU.
|
|
5.
|
Teknik Belajar yang Baik
|
60 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Pentingnya ilmu pengetahuan.
b.
Ketermpilan membaca, menulis, dan
mengungkapkan.
|
|
6.
|
Pengenalan Lingkungan Sekolah
|
60 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Struktur sekolah.
b.
Lembaga-lembaga / organisasi
sekolah (OSIS, Koperasi, Pramuka, Pecinta Alam, dll).
|
|
7.
|
Kepribadian Pelajar
|
60 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Mengenal diri sendiri.
b.
Etika pergaulan peljar.
|
|
8.
|
Keorganisasian
|
60 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Pengertian organisasi.
b.
Fungsi organisasi.
c.
Jenis-jenis organisasi.
d.
Unsur-unsur organisasi.
e.
Manajemen kepanitiaan.
|
|
9.
|
Kepemimpinan
|
60 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Pengertian Kepemimpinan.
b.
Macam-macam kepemimpinan.
|
|
10.
|
Out Bond
|
120 menit
|
Pokok bahasan :
a. Disesuaikan
|
|
11.
|
Evaluasi
|
90 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Pendalaman seluruh materi.
b.
Komponen yang terlibat dalam proses
pelatihan.
|
|
12.
|
Rencana Tindak Lanjut
|
60 menit
|
Pokok bahasan :
Rumusan dan tindak lanjut latihan.
|
|
B.
BINAAN SEHARI
(BINARI)
No.
|
Nama
Materi
|
Waktu
|
Indikator
|
1.
|
Perkenalan
|
30 menit
|
Perkenalan identitas peserta, fasilitator dan/ atau
panitia seperti nama, alamat, hobi, asal sekolah/pekerjaan, nomor hp, status,
pengalaman organisasi, dll.
|
2.
|
Kontrak belajar
|
45 menit
|
Berisi peraturan-peraturan yang perlu disepakati
bersama antara tim fasilitator dengan peserta.
|
3.
|
Aswaja dan Ke-Nu-an
|
60 menit
|
1.
Seputar kelahiran
NU
2.
Makna filosofis
lambang NU
3.
Pengertian ASWAJA
4.
Amaliah ASWAJA ala
Nahdliyah
|
4.
|
Ke-IPNU IPPNU-an
|
60 menit
|
1.
Latar belakang
kelahiran IPNU IPPNU
2.
Perjalanan
ipnu-ippnu dari Masa Ke Masa
3.
Tinjauan PD/PRT
ipnu ippnu (lambang, tujuan, asas, keanggotaan, dll)
4.
Hubungan IPNU
IPPNU dengan NU beserta banomnya serta ormas lain.
|
5.
|
Keorganisasian dan Kepemimpinan (Dikemas dalam bentuk
Fun Outing)
|
60 menit
|
1.
Pengertian dan
tujuan organisasi
2.
Macam-macam organisasi
3.
Pengertian
kepemimpinan
4.
Macam-macam
kepemimpinan.
|
C. MASA KESETIAAN ANGGOTA
NO
|
MATERI
|
WAKTU
|
INDIKATOR
|
KET
|
1.
|
Perkenalan
|
30 menit
|
Perkenalan identitas peserta, pelatih dan/ atau
panitia seperti nama, alamat, hobi, pekerjaan, nomor hp, status, pengalaman
organisasi, dll.
|
|
2.
|
Kontrak Belajar
|
45 menit
|
Berisi peraturan-peraturan yang perlu disepakati
bersama antara tim fasilitator dengan peserta.
|
|
3.
|
Pre Test
|
45 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Ke IPPNUIPPNU an.
b.
Pengetahuan dan pengalaman
organisasi.
c.
Harapan dan tujuan.
d.
Peltihan yang pernah dikuti.
e.
Pengetahuan tentang NU.
|
|
4.
|
Ke IPPNU an
|
90 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Latar belakang sejarah kelahiran
IPPNU.
b.
Pendiri IPPNU
c.
Fungsi, sifat, visi, misi IPPNU
d.
Jenjang kepengurusan IPPNU
e.
Arti lambing IPPNU
|
|
5.
|
Ke NU an
|
90 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Sejarah perkembangannya NU dari
masa ke masa.
b.
Pendiri dan tokoh NU
c.
Peran NU dalam bidang agama, social
budaya
d.
Prinsip-prinsip Nahdlatul Ulama
e.
Khittah NU dan Nasionalisme
|
|
6.
|
Aswaja
|
90 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Sejarah kelahiran Aswaja dan
perkembangannya di Indonesia
b.
Prinsip-prinsip ajaran Madzhab NU
dalam berbagai bidang
c.
Pengertian dan dalil-dalil yang
menjadi rjukan Aswaja pada amaliyah warga NU.
|
|
7.
|
Keorganisasian
|
90 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Pengertian organisasi.
b.
Fungsi organisasi.
c.
Jenis-jenis organisasi.
d.
Unsur-unsur organisasi.
e.
Manajemen kepanitiaan.
|
|
8.
|
Kepemimpinan
|
60 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Pengertian Kepemimpinan.
b.
Macam-macam kepemimpinan.
c.
Kepemimpinan menurut Islam
|
|
9.
|
Ke Administrasian
|
60 menit
|
a. Pengertian Adminisstrasi
b. Pedoman surat menyurat IPPNU
|
|
10.
|
Ke CBP-KPP an
|
60 menit
|
Pokok Bahasan :
a.
Sejarah berdirinya CBP-KPP
|
|
11.
|
Out Bond
|
120 Menit
|
Pokok bahasan :
a.
Disesuaikan
|
|
12.
|
Evaluasi
|
90 menit
|
60 menit diskusi (pendalaman materi)
30 menit angket (peserta, pelatih, pemateri, panitia)
|
|
13.
|
Guide and Conseling
|
60 menit
|
Pokok bahasan :
a.
Perkenalan lebih dekat.
b.
Sharing tentang permasalahan hidup
yang dihadapi tentang belajar, keluarga, pergaulan dengan teman, dll.
|
|
14.
|
Perjalanan malam
|
120 menit
|
Terdiri Dari Maksimal 4 Pos (Kondisional):
1.
Penguatan Odeologi Aswaja,
pentingnya mempertahankan NU dan Aswaja.
2.
Kesadaran berorganisasi sebagai
bagian dari perjuangan.
3.
Pentingnya ber-IPPNU bagi pelajar
NU.
4.
Cita-cita / visi dan misi IPPNU.
|
|
15.
|
Renungan malam (kontempelasi)
|
60 menit
|
Merenungkan tentang hakikat penciptaan manusia,
dosa-dosa kepada Allah, orang tua, dan orang lain, kematian.
|
|
16.
|
Pembaiatan
|
60 menit
|
Sumpah/janji sebagai anggota
|
|
17.
|
Rencana Tindak Lanjut
|
60 menit
|
|
|
CATATAN
PENTING :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
..........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar