MAKALAH
PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI
Disusun
guna memenuhi tugas :
Mata
kuliah: Sistem Perencanaan
PAI
Dosen Pengampu:
Rahmi Nuzulia, M.Pd.I
Disusun
oleh:
Moh.Aban Falahi
M. Imam Fauzan
M. EkoPriyanto
M. HeriSusanto
Muh. Khafidzin
Kelas : T3A
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN
(STAIKAP)
2015
KATA PENGANTAR
Teriring rasa syukur biqouli Alhamdulillah atas berkat rahmat,
karunia, dan ridho Allah SWT. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan atas
junjungan nabi kita nabi besar Muhammad SAW sang revolusioner sejati pembawa
pencerahan dari zaman kegelapan. Sang edukator sejati, suri tauladan, dan
pemimpin umat manusia.
Makalah Pengembangan
Alat Evaluasi ini lahir atas kerjasama kelompok kami melalui bahan
referensi yang memadai dan forum diskusi kelompok sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar. Guna memenuhi tugas mata kuliah
Perencanaan Sistem PAI yang dibimbing oleh dosen yang kompeten dibidangnya
yaitu Rahmi Nuzulia, M.Pd.I, sekaligus juga Ketua Prodi Manajemen Pendidikan
Islam di kampus STAIKAP
Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam pengambilan
materi maupun dalan penulisan itu sendiri. Oleh karena itu penulis membuka
lebar kritik dan saran demi perbaikan yang berkelanjutan (continous
improvement).
Akhir kata, terimakasih
atas semua pihak yang telah memberikan kontribusi terahadap makalah kami, baik
bagi pembaca semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan dan bagi penulis
untuk berusaha memberikan yang terbaik.
Semoga.
Pekalongan, Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menyusun sistem perencanaan pembelajaran merupakan langkah penting
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berbagai
rancangan perencanaan pembelajaran, model desain pembelajaran, pengembangan
materi pembelajaran hingga pengembangan alat evaluasi yang akan dibahas pada
makalah ini.
Berhasil dan tidaknya tujuan pembelajaran dapat kita telusuri
melalui alat evaluasi pembelajaran baik
dengan tes hasil belajar atau evaluasi pembelajaran yang lain. Melalui evaluasi
yang tepat bukan saja kita dapat menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektifitas program
desain yang direncanakan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
pada latar belakang maka kami perlu merumuskan fokus pembahasan. Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1.
Bagaimana hubungan antara tujuan pembelajaran dengan tes?
2.
Apa pengertian dan kriteria tes hasil belajar?
3.
Apa kaitannya tes dengan evaluasi?
4.
Bagaimana ujian nasional berperan dalam evaluasi hasil belajar?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah berdasar pada rumusan masalah makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Menjelaskan keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan tes
2.
Menjelaskan pengertian dan kriteria tes hasil belajar
3.
Menjelaskan keterkaitan tes dengan evaluasi
4.
Memberikan kritik terhadap ujian nasional sebagai salah satu bentuk
evaluasi hasil belajar di Indonesia.
D. SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH
Makalah ini disusun dalam tiga bagian. Adapun
sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah dan
sistematika penulisan makalah.
Bab II, bagian pembahasan yang membahas tentang
Pengembangan Alat Evaluasi, serta
Bab III, bagian penutup, kesimpulan, daftar
pustak
BAB II
PEMBAHASAN
A. TES DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Penilaian adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran, yang meliputi[1] :
(1) tujuan pembelajaran, (2) metode pembelajaran, (3) penilaian hasil belajar. Yang
menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan
guru. Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa, sehingga guru dituntut untuk mampu memilih tujuan-tujuan pendidikan
yang bermakna dan terukur.
Dalam konteks kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran itu tiada lain
dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan
yang harus dimiliki oleh siswa. Kompetensi yang harus dicapai dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku
yang terukur yang kemudian dinamakan obyektif. Penulisan perubahan tingkahlaku sebagai obyektif dikembangkan oleh Merger dalam format ABCD, yaitu
Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan), Behaviour (perilaku yang
bagaimana yang diharapkan dimiliki), Condition (dalam situasi dan kondisi yang
bagaimana subyek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya),
Degree (kualitas dan kuantitas tingkahlaku yang diharapkan dicapai sebagai batas
minimal)[2].
Bentuk perumusannya bisa dilihat pada contoh berikut ini. Disampaikan tentang jenis-jenis pernapasan(c), diharapkansiswa (A) dapat membedakan
(B) pengertian pernapasan aerob dan anaerob dengan tepat (D).
Oleh karena tujuan pembelajaran atau kompetensi merupakan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, maka desainer pembelajaran harus segera merumuskan item tessesuai dengan tujuan yang
dirumuskan. Perhatikan contoh berikut.
|
RumusanTujuan
|
Evaluasi
|
1
|
Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir diharapkan siswa dapat menjelaskan pengaruh respirasi
|
Coba kamu jelaskan apa yang dimaksud dengan respirasi?
|
2
|
Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir diharapkan siswa dapat mengemukakan perbedaan pengertian antara respirasi aerob dengan anaerob
|
Coba kamu kemukakan, apa perbedaan pengertian antara respirasi aerob dengan anaerob?
|
Dari rumusan diatas, tampak jelas bahwa perubahan perilaku
yang terkandung dalam tujuan itu dapat diukur, karena memang melalui alat evaluasi dapat ditentukan keberhasilannya.
B. TES HASIL BELAJAR
1. Pengertian
Selama ini tes merupakan alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa mencapai kompetensi. Tes pengukuran keberhasilan atau sering dikenal Criterion Refernced Test (CRT) adalah tes yang terdiri atas
item-item yang secara langsung mengukur tingkahlaku yang harus dicapai oleh suatu proses
pembelajaran. Tes pengukuran keberhasilan ini juga dikenal dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Karena item
tes itu harus
parallel dengan rumusan indicator hasil belajar.
2. Petunjuk Tes Pengukur Keberhasilan
Untuk mengembangkan tes pengukur keberhasilan atau tes yang didesain untuk Penilaian Acuan Patokan, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan.
a. Item tes diturunkan dari indicator hasil belajar.
Artinya, setiap item dirumuskanuntukmelihat keberhasilan siswa mencapai indicator hasil belajar
b. Item tes harus berorientasi pada hasil belajar. Artinya, item-item tes harus mampu mengukur apakah siswa telah berhasil menyelesaikan tugas tertentu
c. Item tes perlu menjelaskan dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat ditunjukkan.
d. Setiap indicator hasil belajar sebaiknya disusun lebih dari satu item
tes.
3. Kriteria Tes
Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria,
yaitu kriteria validitas dan reabilitas. Tes sebagai alat ukur dikatakan memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki tingkat reabilitas atau keandalan jika tes tersebut dapat menghasilkan informasi
yang konsisten. Misalnya, jika suatu tes diberikan pada sekelompok siswa,
kemudian diberikan lagi kepada kelompok siswa yang
sama pada saat yang
berbeda, maka hasilnya akan relative sama.
4. Jenis-jenis Tes
Tes hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis. Berdasarkan jumlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual. Dilihat dari cara penyusunannya,
tes juga dibedakan menjadi tes buatan guru
dan tes standar. Tes buatan guru
disusun untuk menghasilkan informasi
yang dibutuhkan oleh guru yang bersangkutan.Tes standar adalah tes yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sehingga berdasarkan kemampuan tersebut tes standar dapat memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan datang. Dilihat dari cara pelaksanaannya,
tes dapat dibedakan menjadi tes tulisan, tes lisan dan tes perbuatan.
C. EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Pengertian
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),
pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.[3]
Ada beberapapengertianevaluasi.Padatahun
1949 Ralph Tyler memperkenalkan kata evaluasidalambukunya yang berjudul Basic
Principles of Curriculum and
instruction.Sebenarnyaadasedikitperbedaanantarates, pengukurandantes[4].
1. Tes adalah proses pengambilan data yang berkaitan dengan bakat intelegensi,
dan kemampuan,
baik kemampuan kognitif maupun psikomotor,
serta dalam mengambil
data yang dirancang secara khusus.
2. Pengukuran adalah proses pemberian angka pada seseorang atau sesuatu hal yang dimaksudkan untuk membedakan tingkat
orang atau barang mengenai hal yang diukur (Ebel).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tes merupakan bagian dari pengukuran, tetapi pengukuran belum tentu, atau tidak harus menggunak antes.
3. Evaluasi dapat didefinisikan oleh beberapa ahli berikut ini :
·
Tyler, evaluasisebagai proses pencarian informasi apakh tujuan yang telah ditentukan itu tercapai atau tidak
·
Suchman, evaluasi sebagai proses penentuan hasil yang
dicapai oleh beberapa kegiatan
yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
·
Stufflebeam. Evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi
yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah proses pengumpulan data secara ilmiah yang
hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.
2. Fungsi Evaluasi
a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik siswa
b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan
c. Evaluasi dapat memberikan informasi untukmengembangkan kurikulum
d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan serta pengembangan karier.
e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang hendak dicapai
D. UJIAN NASIONAL
Dewasa ini revolusi mental yang sedang digalakkan program
Pemerintahan sekarang menjadi pokok utama dalam pembangunan karakter bangsa
khususnya dalam bidang pendidikan. Penanaman revolusi mental dapat dilakukan di
bangku sekolah, minimal dari pelaksanaan ujian nasional (UN) yang berintegritas
tinggi.
Mengingat selama ini pelaksanaan UN yang hasilnya dijadikan standar
kelulusan lembaga pendidikan meninbulkan pro dan kontra. Terdapat beberapa
alasan bagi mereka yang pro dengan UN.
Pertama, UN merupakan alat untuk mendongkrak dan meningkatkan kualitas pendidikan,
dengan asumsi penyelenggaraan UN dapat memacu kinerja sekolah untuk mencapai
standar kelulusan yang ditetapkan pusat.
Kedua, dalam sebuah negara yang begitu luas dengan berbagai
karakteristik dan budaya yang berbeda, UN dapat dianggap sebagai kontrol dan
alat pemersatu bangsa
Ketiga, melalui penyelenggaraan UN dapat meningkatkan persaingan antar
sekolah dan ujung-ujungnya dapat menumbuhkan persaingan antar daerah dalam
meningkatkan kinerjanya.
Keempat, UN dapat juga dijadikan alat akuntabilitas pendidikan dewasa ini
kepada msyarakat.
Alasan-alasan tersebut memang rasional. Melalui UN sekolah akan
berusaha meningkatkan kinerjanya dengan harapan tidak adanya siswa yang tidak
lulus. Namun demikian, pada kenyataannya upaya sekolah tidak diikuti oleh tanggungjawab
yang baik. Upaya untuk meningkatkan kinerjanya agar tidak ada siswa yang tidak
lulus diartikan sebagai upaya meluluskan seluruh siswa bagaimanapun caranya.
Akhirnya berkembanglah praktik-praktik ketidakwajaran dalam pelaksanaan UN.
Di negara maju seperti Amerika, seperti yang disampaikan McMillan
terdapat kritik terhadap ujian yang diwajibkan negara, bahwa ujian negara akan
membawa dampak negatif, yakni :
1.
Menumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan
ketimbang pda keahlian berfikir dan memecahkan masalah
2.
Mengajar demi ujian
3.
Diskriminasi. Disadari atau tidak, kelulusan siswa yang ditentukan
oleh hasil UN, menimbulkan diskriminasi bagi siswa dan sekolah khususnya siswa
yang berasal dari kelas sosial ekonomi rendah, serta sekolah yang ada di
pedesaan yang baik dari kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana jauh di
bawah sekolah-sekolah yang ada di kota.
Memerhatikan tiga hal yang menjadi kritik terhadap penyelenggaraan
ujian nasional, para desainer, dn perencanaan pembelajaran, perlu memahami
konteks evaluasi yang benar, khususnya dalam evaluasi hasil belajar. Jangan
sampai kita terjebak pada sistem evaluasi yang hanya diarahkan untuk mengejar
tujuan sesat yakni tujuan asal lulus ujian nasional saja.
Oleh karena itu pengembangan alat evaluasi harus terus dilakukan
secara konsisten dan berkesinambungan. Dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan menuturkan akan pentingnya menanamkan nilai-nilai kejujuran di bangku
sekolah minimal dari pelaksanaan UN sehingga revolusi mental dapat terwujud.[6]
Penekanan nilai integritas ini
menjadikan hal yang berbeda pada pelaksanaan UN tahun 2015. Selain menyampaikan
angka prestasi siswa, kata Mendikbud, pelaksanaan UN tahun ini juga memberikan
laporan nilai integritas setiap sekolah di kabupaten/kota kepada kepala daerah
masing-masing.Bagi sekolah yang memiliki nilai integritas tinggi dalam
penyelenggaraan UN, Mendikbud akan mengundang masing-masing kepala sekolah dari
sekolah-sekolah dimaksud sebagai upaya memberikan apresiasi atas prestasi yang
telah diraih.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengembangan alat evaluasi
merupakan salah satu langkah penting dan tidak boleh ditinggalkan dalam
perencanaan dan desain pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat dan
berintegritas maka akan menciptakan keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran dan sekaligus dapat melihat efektifitas program desain yang telah direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2013 .KurikulumdanPembelajaran.Jakarta:PT. Bumi Perkasa
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. .Jakarta: Kencana.
Lukman Chakim. Evaluasi.
2011.
Pekalongan:STIKAP Press
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/4195. Diakses di
kampus STAIKAP(07/06/2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar