Rabu, 24 Juni 2015

modul kaderisasi PAC IPNU Kedungwuni



Description: exposure
MODUL KADERISASI









Text Box:  
						 
belajar berjuang bertaqwa


Rounded Rectangle: Sekretariat :  Jl. Podo Kedungwuni 51173 No hp 085870386274 




MODUL KADERISASI
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
KEC. KEDUNGWUNI

BAB I
PEDOMAN MODUL KADERISASI
I.   PENDAHULUAN
     IPNU sebagai bagian dari keluarga besar NU, menjadi suatu keharusan untuk menapaki apa yang menjadi garis perjuangan NU. Disinilah letak strategis IPNU sebagai supplier utama dan menjadi garda terdepan dalam mencetak kader-kader muda NU dalam konteks kini dan di masa yang akan datang. IPNU merupakan representasi dari kaum muda dan remaja NU mendapat porsi yang cukup berat dalam mengawal dan memperjuangkan NU. Hal ini karena basis massa IPNU adalah kaum remaja dan pemuda yang masih rentan terhadap pengaruh lingkungan sekitar.
    Eksistensi IPNU tidak lepas dari komitmen visi kepelajaran dan kekaderan yang harus mampu menempatkan diri dan menyesuaikan diri sesuai dengan perkembangan jaman. Kondisi riil ranting dan komisariat IPNU se-Kecamatan kedungwuni sangatlah beragam, luasnya daerah, dan pengaruh lingkungan yang kompleks menjadi sebuah tantangan bagi IPNU agar bisa menancapkan dan mengibarkan panji bendera IPNU di seluruh desa maupun komisariat yang ada.
    Atas dasar itu, maka Departemen Pendidikan dan Kaderisasi Pimipinan Anak Cabang IPNU Kedungwuni perlu menyusun pola pengkaderan IPNU yang jelas dan tersistematis melalui modul pengkaderan yang diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dan referensi bersama dalam rangka penyeragaman dan penyatuan visi misi dan tujuan IPNU serta bisa diaplikasikan dari tingkatan Anak Cabang sampai tingkatan komisariat secara serentak.
II. Orientasi Pengkaderan IPNU
  1. IPNU kembali ke sekolah. IPNU kembali ke sekolah merupakan bagian dari penegasan implementasi perubahan nama IPNU dari ”putra” ke”pelajar”. Diharapkan bahwa dengan adanya upaya yang maksimal mengembalikan IPNU ke sekolah, bisa menjadi pemicu dari perubahan gerak IPNU pada tingkatan pelajar. Aspek ini diharapkan bukan hanya pada sekolah-sekolah yang berbasiskan Ma’arif atau NU saja, tetapi lebih luas dan umum yakni sekolah-sekolah negeri atau sekolah favorit (unggulan) yang ada di masing-masing daerah.
  2. IPNU kembali ke pesantren. Merupakan bagian dari upaya merangkul kembali potensi kader-kader yang berbasis santri pesantren. Hal ini sesuai dengan aras perjuangan pada saat IPNU didirikan pertamakali pada tahun 1954, di mana IPNU didirikan sebagai bagian dari kepentingan untuk mewadahi organisasi santri-santri di pesantren.
  3. IPNU kembali ke Masjid dan Musholla. Hal ini dilandasi pada konsepsi pengabdian IPNU pada masyarakat. Melalui upaya mengembalikan IPNU ke masjid atau musholla ini diharapkan bahwa kader-kader IPNU mampu menjadi kader yang mengawal ruh-ruh tradisi Islam dan moralitas masyarakat.
Ketiga orientasi tersebut diharapkan mampu membawa IPNU sebagai garda terdepan dalam pelestarian nilai-nilai Islam Ahlussunah wal Jamaah ditengah-tengah pertarungan ideologi-ideologi besar yang semakin membingungkan masyarakat.
BAB II
TUJUAN KADERISASI
Bagi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Kaderisasi merupakan proses yang sistematis dan disengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun Tujuan tersebut adalah :
1.   Pewarisan Nilai – nilai
Kaderisasi sebagai suatu yang ideal merupakan media dimana nilai – nilai seperti Aswaja ( Moderat, toleran, kasih sayang ),Tradisi, etos perjuangan, militansi dan tanggung jawab sosial, disebarkan kepada ” Generasi baru ”. Namun demikian bahwa penanaman nilai itu tidak cukup hanya dengan waktu 1 atau 2 hari. Karenanya, kaderisasi formal hanyalah merupakan suatu awal dimana proses pendidikan dimulai.
Dari hal semacam inilah akan berimplikasi pada pemaknaan Makesta, Lakmud sebagai media nilai – nilai, teori dan gagasan diberikan. Pada prakteknya, nuansa indoktrinasi atau ideologisasi merupakan hal yang tak terhindari.

2.   Pemberdayaan Anggota
Kaderisasi merupakan arena penguatan atau pemberdayaan pelajar, santri dan remaja, membantu mempercepat proses intelektualisasi serta penyadaran remaja, pelajar dan santri dalam sosialitas dan historisitasnya.
Argumen ini mengharuskan abahwa kaderisasi menyediakan fasilitas dan ruang bagi kader dalam proses pembelajarannya secara sistemik sesuai pluralitas potensi kader. Kecenderungan dan minat bakat kader harus difasilitasi terutama pasca kaderisasi formal.
3.   Memperbanyak anggota dan regenerasi
Jumlah anggota merupakan salah satu icon keberhasilan organisasi, sebab secara obyektif dirasakan dibutuhkan oleh pelajar, remaja dan santri. Sehingga kaderisasi merupakan media memperbanyak jumlah anggota. Selain itu, sebuah organisasi juga membutuhkan Human resources untuk melaksanakan kerja – kerja organisasi.
4.   Persaingan antar kelompok.
Dorongan yang tanpa disadari memiliki agenda tersembunyi, yakni rivalitas antar organisasi lainnya. Kader dipersiapkan untuk bersaing dengan kelompok lain. Karenanya politik identitas menjadi agak dominan. Persaingan ini bisa sehat, bisa tidak, tergantung pengelolaan.
5.   Melaksanakan Mandat Organisasi
Kaderisasi yang didorong oleh mandat organisasi atau kewajiban organisasi agar tidak kehabisan kader sehingga menjadi keniscyaan sebuah organisasi, karenanya menjadi agenda rutin.
BAB III
JENJANG PENGKADERAN IPNU
TAHAP I : PRA PENGKADERAN
1.     PEMBENTUKAN ELEMEN POKOK PENGKADERAN DALAM SETIAP PROSESI PENGKADERAN

  1. Kepanitian
Bertugas sebagai pelaksana teknis dan organiser dalam setiap prosesi pengkaderan.


  1. Fasilitator
Bertugas sebagai penanggungjawab optimalisasi forum, proses acara atau tahapan materi dalam prosesi pengkaderan, kesesuain materi dan pemateri. Pendalaman pemahaman kader terhadap materi-materi pengkaderan IPNU

  1. Pemateri
Bertugas memberikan materi-materi yang sesuai dengan acuan penyampaian dan kisi-kisi materi pengkaderan IPNU

  1. CBP
Bertugas sebagai penggembleng mental, disiplin, emosi, dan psikomotorik peserta di luar forum dalam setiap prosesi pengkaderan.

2.     PERUMUSAN ORIENTASI PENGKADERAN

  1. Analisa dan Pembacaan
Sebagai alat untuk memahami dan menganalisa kebutuhan calon kader, psikologi calon kader, orientasi kader, antropologi calon kader dan kebutuhan
organisasi dalam mencetak kader.

  1. Proses Produksi Kader
Sebagai medium untuk mencetak kader-kader yang sesuai dengan
kebutuhan dan analisa kader. Ex : proses produksi calon kader yang mempunyai background santri dengan calon kader yang mempunyai background umum harus berbeda pola produksinya.

  1. Pengawalan dan Distribusi Kader
Merupakan jenjang akhir pasca produksi kader. Pengawalan dan distribusi kader sebagai bagian dari RTL dan follow up dari produksi kader. Pemberian porsi-porsi kegiatan dan memberdayakan potensi kader seluas-luasnya.

TAHAP II : PENGKADERAN

1.  PENGKADERAN FORMAL

  1. Binari (Binaan Sehari)
Merupakan rekruitmen paling awal masa pengenalan dan pendidikan sebelum menjadi calon anggota IPNU
  1. Makesta (Masa Kesetiaan Anggota)
Merupakan rekruitmen awal calon-calon kader yang kemudian dibaiat menjadi anggota baru IPNU.
  1. Lakmud (Latihan Kader Muda)
Merupakan tahap pengkaderan yang lebih tinggi bagi kader-kader IPNU yang telah atau pernah mengikuti Makesta.
  1. Lakut (Latihan Kader Utama)
Merupakan jenjang pengkaderan yang lebih tinggi. Hanya diperuntukkan bagi kader-kader yang telah mengikuti Makesta dan Lakmud.

2. PENGKADERAN NON FORMAL
Pengkaderan non formal merupakan bentuk dari penguatan skill kader pasca melalui tahapan pengkaderan formal. Pengkaderan non formal menekankan pada skill dan pengembangan potensi kader. Bentuk pengkaderannya tersebut seperti contoh di bawah ini :
  1. Diklatama CBP KPP
  2. Pelatihan Pelatih
  3. Pelatihan Jurnalistik
  4. Pelatihan Advokasi dan HAM
  5. Pelatihan Dakwah
  6. Pelatihan Pluralisme
  7. Pelatihan Seni dan Sastra
  8. Pelatihan Bahasa
  9. Bimbingan Belajar
  10. Pelatihan Kewirausahaan
  11. Dan lain sebagainya

3 PENGKADERAN INFORMAL
      Pengkaderan Informal dilakukan langsung melalui kepengurusan organisasi, kepanitiaan dan keterlibatan dalam kehidupan nyata di tengah masyarakat.

TAHAP III : PASCA PENGKADERAN
1.     Pengawalan Kader
Pengawalan kader melalui :
  1. Membuatkan media atau wadah yang harus atau telah disiapkan oleh kepengurusan IPNU yang ada.
  2. Mengadakan Silaturahmi kader secara rutin.
  3. Menyertakan kader dalam setiap event-event kegiatan IPNU maupun NU.
  4. Menciptakan media komunikasi yang familiar antara kader, pengurus dan alumni.
2. Distribusi Kader
Distribusi kader melalui jaringan dan akses alumni:
  1. Pemberdayaan kader pada bidang pengabdian masyarakat. Seperti menjadi DKM, Remaja Masjid atau Ustadz Madrasah dan Guru Ngaji.
b. Pemberdayaan kader pada bidang profesional.
c. Pemberdayaan kader pada bidang sosial politik.
d. Pemberdayaan kader pada bidang kewirausahaan.
e. Dan lain sebagainya.
BAB IV
TAHAPAN KADERISASI
Teknis penyelenggaraan pelatihan adalah serangkaian suatu latihan sejak perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pelaporannya. Teknis penyelenggaraan suatu pendidikan ini dikelompokkan menjadi 3 tahap :
1.    Tahap pra pelatihan
Tahap ini meliputi :
a.    Pendaftaran peserta
b.    Analisa kebutuhan pelatihan
c.    Konsultasi dengan pengurus/pihak lain
d.    Pembentukan panitia
e.    Penentuan fasilitator
f.     Pembuatan proposal dan desain kegiatan
g.    Rapat tim fasilitator dan tim panitia
2.    Tahap pelaksanaan pelatihan
a.    Persiapan
b.    Pembukaan
c.    Pengaturan ruangan
d.    Masalah-masalah yang mungkin dan sering timbul selama pelatihan berlangsung
e.    Penutupan
f.     Persiapan meninggalkan arena kegiatan
3.    Tahap pasca pelatihan
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
a.    Panitia pelaksana memberikan laporan selengkapnya  kepada pimpinan organisasi sebagai pemberi wewenang
b.    Laporan tim fasilitator
c.    Tindak lanjut
1)    Proses kaderisasi pada dasarnya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a.    rekrutment calon anggota ( Binari )
b.    pelatihan formal,
c.    pendampingan dan treatment
d.    pengembangan
e.    distribusi kader
2)    Rekrutmen calon anggota dilakukan dengan tahapan:
a.    pengenalan IPNU pada calon anggota dan pelajaran pada umumnya
b.    pendataan calon anggota
c.    pendekatan dengan berbagai metode dan kegiatan
3)    Pelatihan formal adalah pelatihan berjenjang dan pelatihan non- jenjang dalam struktur kaderisasi formal
4)    Pendampingan dan treatment dilakukan dengan berbagai methode, pendekatan dan kegiatan yang diorIentasikan untuk mendampingi dan merawat out-put pelatihan formal serta menjaga kesinambungan proses kaderisasi.
5)    Pengembangan dilakukan dengan penguatan, pendalaman dan pengembangan kapasitas, pengetahuan,dan militansi kader.
6)    Pendampingan dan pengembangan merupakan salah satu bentuk kaderisasi
7)    Distribusi kader dilakukan dengan memfasilitasi para kader untuk mengaktualisasikan potensi,kapasitas dan militansinya dalam kerja nyata, baik dalam ranah internal organisasi maupun external organisasi.

Sebagaimana layaknya pentahapan pengkaderan, di IPNU dibagi setidaknya menjadi 3 tahap berdasarkan pelatihan kader formal di IPNU, sedangkan pasca pelatihan formal adalah pembinaan, pengelolaan dan kanalisasi kader yang sebenarnya adalah pengkaderan sungguhnya itu.  Jika dibagi lagi tahapannya secara menyeluruh maka akan didadapati sebagai berikut :

1.    Binari

2.    Makesta

3.    Pasca Makesta

4.    LAKMUD

5.    Pasca LAKMUD

6.    LAKUT

7.    Pasca LAKUT

BAB V
SIFAT-SIFAT KADERISASI
1. Eksklusif
:
tertutup untuk orang luar
2. Rahasia
:
yang berhak masuk ke dalam ruangan hanyalah ; pembicara, fasilitator.
3. Demokratis
:
Peserta dan panitia / fasilitator dikenakan hak dan kewajiban yang sama.
4. Doktrinal
:
Kaderisasi utamanya pada makesta merupakan area penanaman nilai – nilai karenanya suasananya demokratis doktrinal.
5. Administratif
:
semua peserta dan panitia tercatat dalam dokumen Ranting, PAC dan PC untuk data base dan memudahkan pemantauan kader. Setiaap peserta juga diharuskan mendapat sertifikat untuk syarat kaderisasi selanjutnya
BAB VI
PELAKSANA, FASILITATOR, DAN NARASUMBER
Pelaksana kaderisasi
1)    Program kadirisasi pada dasarnya dilaksanakan oleh departemen kaderisasi pada masing – masing tingkat kepengurusan di bawah kaderisasi ketua/ wakil ketua yang membidangi kaderisasi
2)    Departemen kaderisasi bertugas untuk melaksanakan seluruh program kaderisasi secara umum pada tingkat yang bersangkutan.
3)    Untuk mendukung penyelenggaran program kaderisasi PW, PC, dan PAC diharuskan membentukan tim fasilitator
Tim fasilitator
1)    Tim fasilitator terdiri dari tim fasilitator wilayah, tim fasilitator cabang, dan tim fasilitator anak cabang.
2)    Keanggotaan tim fasilitator disahkan dengan surat keputusan oleh masing- masing tingkat kepengurusan.
3)    Masa kerja tim fasilitator mengikuti masa khidmat kepengurusan pada tingkat yang bersangkutan.
4)    Tim fasilitator dapat dirombak dan/atau diperbarui sesuai dengan kebutuhan.
5)    jika tim fasilitator pada suatu daerah belum terbentuk, maka tugas- tugasnya dilakukan oleh tim fasilitator pada tingkat di atasnya
6)    bagi PC , dan PAC yang sudah membentuk tim fasilitator diharapkan melakukan penyesuaian dengan aturan ini.
7)    Dalam kondisi tertentu dapat di bentuk tim fasilitator gabungan dari dua atau lebih kepengurusan setingkat pada zona tertentu
8)     Anggota tim barasal dari pengurus pada tingkatan yang bersangkutan atau dari luar struktur  dengan syarat:
a.    Memiliki komitmen yang tinggi dalam kaderisasi
b.    Sudah bersertifikasi menjadi fasilitator melalui LATPEL,
c.    Memiliki kapasitas yang mewadai dan berpengalaman cukup dalam kegiatan fasilitator
Kefasilitatoran
a) Pokok bahasan
o   Pengertian dan Posisi Fasilitator
o   Tugas dan Peran Fasilitator
o   Ketrampilan Dasar Fasilitasi
o   Etika Fasilitasi
b) Tujuan
o   Mampu memahami tentang fasilitator sebagai instrument penting dalam pendidikan/pelatihan.
o   Mampu mengoptimalkan peran dan fungsi fasilitator dalam pendidikan/pelatihan
o   Kemampuan mendesain cara memfasilitasi yang dapat membangkitkan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan partisipan sendiri selama proses berlangsung;
o   Kemampuan mengorganisir kegiatan;

c) Metode
o  Ceramah dan tanya jawab
o   Diskusi
o  Brainstroming
d) Media
  • Makalah
  • Papan tulis white board dan spidol
  • Kertas plano
  • OHP/Proyektor dan laptop
e) Waktu 120 menit efektif
f) Proses kegiatan
  • Fasilitator membagi makalah pada peserta dan memberi waktu 10 menit untuk membaca.
  • Fasilitator membuka acara kemudian memberi penjelasan singkat tentang pokok bahasan materi,
  • kemudian Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan pokok bahasan yang akan disajikan narasumber.
  • Fasilitator membacakan biodata narasumber kepada peserta dan melaporkan kondisi peserta kepada narasumber
  • Fasilitator memandu dialog, menyimpulkan materi pembahasan dan hasil w
  • dialognya. Kemudian Fasilitator mempersilahkan narasumber meninggalkan ruangan.
  • Fasilitator menutup acara

Narasumber
Dalam setiap prosesi pengkaderan hal-hal yang harus diperhatikan adalah kelengkapan elemen pengkaderan, di samping panitia dan CBP yang harus lebih diperhatikan adalah narasumber.
a. Memiliki kemampuan yang memadai dalam hal kedalaman materi yang akan disampaikan.
b. Memiliki kemampuan yang baik dalam pola penyajian materi.
c. Menyesuaikan isi materi dengan pedoman materi pengkaderan yang sudah ada.
d. Mengikuti pola penyampaian materi sesuai dengan ketentuan yang ada dalam pedoman pengkaderan IPNU.
e. Mampu memahami kondisi psikologis peserta pengkaderan.
f. Narasumber dipilih yang memiliki kompetensi sesuai dengan materi yang dibahas. Perannya adalah memberikan penjelasan mengenai materi secara lebih detail, misal berupa data-data penelitian dan konsep terkait, atau hal-hal
lainnya.
g. Sangat disarankan agar para narasumber bertemu sebelumnya dengan tim fasilitator untuk menyelaraskan berbagai hal antara lain:
1. Metode penyampaian dan alat bantu yang diperlukan.
2. Waktu dan schedule acara.
BAB VII
PENDEKATAN PELATIHAN
1)    Pendekatan pelatihan yang dipilih adalah pendekatan andragogy, atau gabungan antara pendekatan andragogy dan paedagogy.
2)    Pada jenjang BINARI, pendekatan pelatihan yang digunakan adalah pendekatan paedagogy
3)    Pada jenjang MAKESTA, pendekatan pelatihan yang di gunakan adalah gabungan antara pendekatan paedaggogy dan andragogy, dengan pendekatan padagogy lebih dominan
4)    Pada jenjang LAKMUD pendekatan pelatihan yang digunakan adalah gabungan antara pendekatan adalah gabungan antara pendekatan Paedagogy dan andragogi, dengan pendekatan andragogi lebih dominan.
5)    Pada jenjang LAKUT, Latfas I dan Latfas II pelatihan yang digunakan adalah pendekatan andragogy murni dengan murni full-participatory training.
6)    Pada jenjang pelatihan sebagaiman point 4. pelatihan dilakukan dengan menjadikan pengalaman sebagai sumber belajar.
Methode pelatihan
1)    Pelatihan diselenggarakan dengan methode - methode yang mendukung bagi pencapaian tujuan kaderisasi secara umum
2)    Methode sebagaimana point 1 di antaranya:
    1. ceramah
    2. brainstorming
    3. diskusi
    4. focus group discussion (FGD)
    5. game dan dinamika kelompok
    6. penugasan
    7. study kasus
    8. praktek
    9. pengamatan proses
3)    pelatihan atau fasilitator di perkenankan menambah dan mengembangkan metode sebagaimana point (2)
4)    pilihan metode sebagaimana point 2. disesuakan dengan jenjang dan kebutuhan peserta

BAB VIII
EVALUASI PELATIHAN
a.    Prinsip-Prinsip Evaluasi
1.    Evaluasi dalam pelatihan partisipatif merupakan bagian integrasi proses belajar dari semua pihak yang terlibat
2.    Evaluasi merupakan bagian integrasi proses belajar, arahan evaluasi adalah demi perbaikan dan demi pertanggungjawaban
3.    Evaluasi dilaksanakan secara berkala
4.    Pada dasarnya evaluasi dilaksanakan baik pada tahap pra pelatihan, tahap pelaksanaan pelatihan, dan pasca pelatihan
b.     Manfaat Evaluasi
1.    Sebagai masukan bagi proses pelatihan yang masih berlangsung
2.    Untuk masukan bagi penyempurnaan pelaksaan pelatihan ke depan
3.    Untuk menyajikan fakta tentang tingkat keberhasilan  pelatihan kepada berbagai pihak dalam rangka memberikan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan pelatihan
c.      Tujuan Evaluasi
1.    Untuk mengetahui tingkat perubahan kognitif, sikap serta tingkah laku peserta belajar
2.    Untuk mengetahui efektivitas dan efesiensi penyelenggaraan pelatihan
d.     Sasaran Evaluasi
1.    Prestasi belajar, peserta, dengan titik berat pada perkembangan sikap/tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan
2.    Efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan/latihan


BAB IX
STRATEGI PERAWATAN KADER
1)    Untuk menjamin keberlangsungan kaderisasi dan menjaga militansi kader serta mengembangkan dan menatapkan potensi keder, setiap tingkatan kepengurusan harus merumuskan strategi perawatan kader
2)    Strategi perawatan kader sebagaimana point 1 dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan serta kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan konteks daerah yang bersangkutan.
3)    Kegiatan- kegiatan sebagaimana point 2. dapat berupa kejadian dalam bentuk bozz  group, bimbingan belajar, pelibatan langsung dalam berbagai kegiatan , advokasi dan lain sebagainya.

BAB X
SSERTIFIKASI PELATIHAN KADER
Hak atas sertifikasi
1)    Pada setiap pelatihan kader di semua tingkatan, penyelenggara memberikan sertifikasi
2)    Sertifikasi sebagaimana point 1) di berikan kepada peserta yang telah mengikuti suatu pelatihan secara penuh dan layak berdasarkan penilian dari fasilitator dan panitia.
Bentuk sertifikasi
1)    sertifikasi ditandai dengan sertifikat atau nama lain yang disepakati.
2)    Pada sertifikat sebagimana point 1,dicantumkan:
a.    Nama
b.    Tempat dan tanggal lahir
c.     
d.    Alamat
e.    Lembaga/ kepengurusan pengutus
f.     Kualifikasi hasil
3)    Sertifikat diterbitkan dan ditandatangani oleh kepengurusan IPNU Penyelenggara pelatihan.
4)    Jika kegiatan pelatihan dilaksanakan bersama lembaga lain, sertifikat dapat ditandatangani bersama dengan pimpinan lembaga yang bersangkutan.

BAB XI
STRATEGI UMUM PELAKSANAAN KADERISASI
1.    Semua kegiatan IPNU baik berupa Kaderisasi ( Khusus Makesta ) maupun non kaderisasi harus berbasis pada ranting / diselenggarakan di Ranting maupun komisariat. Hal ini dimaksudkan agar setiap kader bisa mengikuti kegiatan tanpa terbebani banyaknya biaya operasional terutama transportasi. Dari sisi waktu maupun tenaga juga hemat. Terlebih pada operasional kegiatan ( terutama konsumsi ) menjadi lebih murah karena bisa bekerjasama dengan warga Nahdliyyin.
2.    Untuk lebih mempercepat proses kaderisasi maka harus diperhatikan hal – hal :
a.    IPNU sudah saatnya meninggalkan hal – hal / gaya yang bersifat Formalis. Contoh : Pelaksanaan Makesta / Lakmud / Lakut tidak harus menggunakan Sound System besar, Tamu undangan yang terlalu banyak ( bahkan tidak perlu ), Dekorasi yang bagus maupun hal yang lain. Hal ini dilakukan mengingat kondisi keuangan dan juga bahwa Kaderisasi ”Formal” di IPPNU adalah proses doktrinasi yang sifatnya Rahasia Organisasi dan tidak perlu banyak diketahui oleh pihak luar. Karenanya membutuhkan tempat yang tenang. Juga peserta tidak boleh terlalu banyak, harus mengacu pada kurikulum pengkaderan. Kalau sudah begini, maka tidak ada alasan kaderisasi tidak bisa dilakukan dengan alasan yang bermacam – macam.
b.    Fasilitator juga dilaksanakan secara berjenjang ; Makesta yang memberikan materi / memfasilitasi adalah PAC. Lakmud difasilitasi oleh PC. Dan LAKUT difasilitasi oleh PW dan PP / orang yang direkomendasikan oleh PW. Hal ini disamping murah, juga merangsang semua pengurus pada tingkatan yang lebih tinggi di atas penyelenggara pelatihan untuk terus belajar dan membaca, mengingat saat ini masih jarang ditemukan fasilitator yang berasal dari internal IPNU dengan kapasitas memadai. Bahkan tidak jarang pengurus di tingkatan PC belum berani memberikan materi atau menjadi fasilitator pada Makesta. Konsekuensinya kita harus senantiasa berbenah diri serta banyak membaca dan diskusi.
c.    Calon peserta kaderisasi di semua tingkatan wajib melalui test wawancara dengan tim SC / Fasilitator yang ditunjuk
d.    Khusus untuk Makesta diadakan Post Test standar secara tertulis di akhir kegiatan
e.    Kaderisasi di IPNU mementingkan kualitas dari pada kuantitas. Ini artinya meskipun hanya 10 orang peserta tetap dilaksanakan makesta.
f.     Pintu masuk kaderisasi hanyalah MAKESTA sebagai kaderisasi formal
g.    Bagi yang ingin mengikuti kaderisasi Non Formal haruslah minimal sudah pernah mengikuti Makesta
h.    Tenggang waktu bagi setiap kader untuk mengikuti jenjang kaderisasi setingkat di atasnya minimal 6 bulan pasca mengikuti kaderisasi setingkat di bawahnya. Hal ini dengan tujuan agar kader berkesempatan untuk menjalani kaderisasi informal terlebih dahulu. Sehingga tidak menjadi kader karbitan. Dan apabila suatu saat menduduki unsur Pimpinan maka, sudah mengetahui seluk beluk persoalan di basis.
i.      Kaderisasi Formal dan Non Formal adalah agenda tetap dan harus dilaksanakan oleh setiap tingkatan kepengurusan.
j.     Dalam satu periodesasi kepengurusan dalam suatu tingkatan, haruslah mengadakan kaderisasi formal dan kaderisasi Non Formal minimal sekali.
k.    Peserta yang mengikuti suatu tahapan kaderisasi ( terutama kaderisasi formal) harus mendapatkan sertifikat guna melanjutkan ke jenjang kaderisasi berikutnya.
l.      Pengurus harus bisa mendeteksi dan menginfentarisir kader potensial untuk didekati lewat cara bermain ke rumah, sering diajak ngobrol, sesuai dengan hobi dan minatnya.
BAB XIIBAB XII
STRATEGI REKRUTMEN KADERKRUITMEN KADER
1.    Tidak semua putra / putri Nahdliyin mempunyai minat yang besar terhadap kehidupan berorganisasi, hal ini disebabkan karena faktor orang tua, pendidikan, lingkungan, minat bakat dan sebagainya. Apalagi tipologi remaja saat ini adalah lebih tidak suka berkumpul kecuali yang ada hubungannya dengan hobi dan kegemaran. Karenanya pada rekruitmen kader awalnya, apalagi bagi ranting / komisariat yang belum terbentuk, maka kita tidak usah memburu dan memaksakan kuantitas kader. Cukuplah sedikit saja ( 5 orang ) dengan cara :
a.    Bagi pengurus PAC / PR melakukan survey ke Desa / Sekolah / Ponpes tertentu lewat media silaturrahmi ke Pengurus NU atau teman atau Tokoh masyarakat lain yang sudah dikenalnya, kemudian mencari tahu beberapa kader potensial ( Potensial bisa dilihat dari segi Pengaruh terhadap teman temannya, kapasitas intelektual / kecerdasan, profil orang tua, pendidikan dll ).
b.    Setelah selesai melakukan assesment pada point ( a ) kegiatan selanjutnya adalah mendekati target / sasaran tersebut lewat pendekatan emosional misalnya sering main ke rumahnya, mula mula diajak ngobrol bebas sampai tidak ada rasa canggung dan ewuh pekewuh. Jika ini tidak dapat dilakukan sendiri, maka bisa menugaskan kepada Rekan lokal desa tersebut atau orang yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
c.    Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan / mengundang 5 orang target sasaran tersebut pada pertemuan informal untuk membicarakan banyak hal, baik kondisi Desa, sekolah , masyarakat pada umumnya maupun NU. Kemudian pembicaraan ditarik ke arah posisi IPPNU.
d.    Ending dari pendekatan ini adalah adanya kesepahaman bersama untuk melakukan hal / tindak lanjut dengan sistem sel, atau memotifasi mereka untuk mengumpulkan rekan – rekan yang lain.
e.    Tetapi harus diingat, jika sudah banyak yang bisa didekati / dikumpulkan, atau bahkan pembentukan ranting / komisariat atau bahkan bisa mengadakan makesta pun, tidak bisa kita harapkan sepenuhnya dari keseluruhan tersebut dapat menjadi kader yang militan. Jika ada 25 % dari total kader tersebut menjadi kader yang militan saja, sudah cukup bagus. Inilah yang disebut dengan seleksi alamiah pada organisasi. Kader yang 15 - 25 % tersebutlah yang nantinya akan dioptimalkan pola dan jenjang kaderisasinya. Adapun yang lain cukup dilibatkan sebagai penggembira yang penting ikatan dengan IPPNU masih tetap terjaga.

BAB XIII
PRINSIP-PRINSIP REKRUTMEN
1.    Segmentasi
2.    Berbasis Lokalitas
3.    Mempertimbangkan pesaing
4.    Komunikasi yang diterima oleh pelajar
5.    Berorientasi kualitas
6.    Masuk melalui Pintu Mereka, Keluar melalui Pintu Kita
7.    Jemput bola
8.    Setiap Kader adalah Perekrut



BAB XIV
KETENTUAN UMUM KADERISASI FORMAL
1.    Kepanitiaan kegiatan terbagi menjadi dua bagaian yaitu ; Stering Comitte dan Organizing Comitte.
2.    Stering Comite adalah bertugas menyusun dan menyempurnakan materi Pelatihan serta ketentuan ketentuan yang ada.
Organizing Comitte adalah mereka yang bertugas melaksanakan kegiatan secara teknis dan operasional
BAB XV
KETENTUAN KHUSUS KADERISASI FORMAL
II.   BINARI
A.     PESERTA
1.    Peserta BINARI adalah calon anggota formal IPNU sebelum mengikuti jenjang pengkaderan MAKESTA
2.     Persyaratan formal calon peserta BINARI sebagaimana angka 1 adalah :
a.    Usia antara 10-12 tahun atau kelas 4-6 SD/MI
b.    Mengisi form pendaftaran.
c.    Menyertakan data Daftar Riwpoint Hidup ( CV )
d.    Mendapatkan Ijin dari Orang Tua / Wali.
e.     
III. MAKESTA
A.     PESERTA
1.    Peserta MAKESTA adalah Calon anggota formal IPNU di tingkat Ranting atau Komisariat yang memenuhi persyaratan formal :
2.    Persyaratan formal Calon Peserta MAKESTA sebagaimana angka 1 adalah :
e.    Pernah mengikuti kegiatan IPNU Non Kaderisasi Formal di Ranting / Komisariat dan atau Pernah menghadiri Kegiatan IPNU di Semua tingkatan sebagai penggembira bebas antara 1 (satu) kali s.d. 3 (tiga) kali
f.     Mengisi form pendaftaran.
g.    Menyertakan data Daftar Riwpoint Hidup ( CV )
h.    Menyerahkan pas foto 3 x 4  sebanyak 2 lembar
i.      Mendapatkan Ijin dari Orang Tua / Wali.
j.     Umur Maksimal 17 Tahun atau Kelas 1 SMA atau menyesuaikan kondisi ranting.
k.    Berkomitmen tinggi untuk memenuhi persyaratan yang diberikan.
l.      Jumlah Maksimal peserta MAKESTA adalah 40 Orang ATAU, JIKA MELEBIHI KUOTA, MAKA DIGUNAKAN SISTEM PEMBAGIAN KELAS DENGAN KAPASITAS TIAP KELAS MAKSIMAL 30 PESERTA

III.        LAKMUD
1.    Peserta LAKMUD adalah utusan dari PR / PK IPNU dan atau PAC IPNU yang memenuhi persyaratan formal
2.    Persyaratan formal Calon Peserta LAKUT sebagaimana angka 1 adalah :
a.    Membawa Surat Mandat dari Pimpinan Ranting / Komisariat yang bersangkutan
b.    Telah mengikuti Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) dibuktikan dengan sertifikat kelulusan dan atau surat keterangan dari Ranting atau komisariat yang bersangkutan.
c.    Mengisi form pendaftaran.
d.    Mengikuti Prosesi Screening dan dinyatakan lulus
e.    Menyertakan data Daftar Riwpoint Hidup ( CV )
f.     Menyerahkan pas foto 3 x 4  sebanyak 2 lembar
g.    Usia maksimal 21 Tahun atau 1 tahun setelah Lulus SMA.
h.    Mendapatkan Rekomendasi dari Ketua Ranting NU setempat.
i.      Mendapatkan rekomendasi dari minimal 2 stake holder tingkat Desa diantaranya : Kyai Sepuh, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Ketua Fatpoint, Ketua Ansor, Ketua BPD, Ketua LKMD dll.
j.     Berkomitmen tinggi untuk memenuhi persyaratan yang diberikan.
k.    Jumlah Maksimal peserta LAKMUD adalah 30 Orang ATAU dengan menggunakan prinsip pemerataan tiap Ranting / Komisariat mendapatkan jatah mengirimkan delegasi 1 ( satu ) Orang IPNU.
l.      Calon peserta dari PK ( Pimpinan Komisariat ) sekolah, minimal tingkat MA / SMA / sederajat
m.  Calon Peserta dari PR ( Pimpinan Ranting ) minimal seusia kelas 2 SMA ( 17 Tahun )




KURIKULUM PENGKADERAN
PIMPINAN ANAK CABANG IPNU KECAMATAN KEDUNGWUNI
PERIODE 2014-2016
A. MASA ORIENTASI PELAJAR
NO
MATERI
WAKTU
INDIKATOR
KET
1.     
Perkenalan
30 menit
Perkenalan identitas peserta, fasilitator dan/ atau panitia seperti nama, alamat, hobi, asal sekolah/pekerjaan, nomor hp, status, pengalaman organisasi, dll.

2.     
Pre test
60 menit
Pokok bahasan :
a.     Mengungkapkan pengalaman peserta sebelum mengikuti pelatihan.
b.     Harapan peserta terhadap organisasi.

3.     
Ke IPPNU an
90 menit
Pokok bahasan :
a.     Latar belakang sejarah kelahiran IPPNU.
b.     IPPNU dan organisasi pelajar.
c.     Hubungan IPPNU dengan NU.

4.     
Pengenalan Mars dan Hymne
30 menit
Pokok bahasan :
Mars dan Hymne IPPNU.

5.     
Teknik Belajar yang Baik
60 menit
Pokok bahasan :
a.     Pentingnya ilmu pengetahuan.
b.     Ketermpilan membaca, menulis, dan mengungkapkan.

6.     
Pengenalan Lingkungan Sekolah
60 menit
Pokok bahasan :
a.     Struktur sekolah.
b.     Lembaga-lembaga / organisasi sekolah (OSIS, Koperasi, Pramuka, Pecinta Alam, dll).

7.     
Kepribadian Pelajar
60 menit
Pokok bahasan :
a.     Mengenal diri sendiri.
b.     Etika pergaulan peljar.

8.     
Keorganisasian
60 menit
Pokok bahasan :
a.     Pengertian organisasi.
b.     Fungsi organisasi.
c.     Jenis-jenis organisasi.
d.     Unsur-unsur organisasi.
e.     Manajemen kepanitiaan.

9.     
Kepemimpinan
60 menit
Pokok bahasan :
a.     Pengertian Kepemimpinan.
b.     Macam-macam kepemimpinan.

10.   
Out Bond
120 menit
Pokok bahasan :
a. Disesuaikan

11.   
Evaluasi
90 menit
Pokok bahasan :
a.     Pendalaman seluruh materi.
b.     Komponen yang terlibat dalam proses pelatihan.

12.   
Rencana Tindak Lanjut
60 menit
Pokok bahasan :
Rumusan dan tindak lanjut latihan.

B.  BINAAN SEHARI (BINARI)
No.
Nama Materi
Waktu
Indikator
1.

Perkenalan
30 menit
Perkenalan identitas peserta, fasilitator dan/ atau panitia seperti nama, alamat, hobi, asal sekolah/pekerjaan, nomor hp, status, pengalaman organisasi, dll.
2.



Kontrak belajar
45 menit
Berisi peraturan-peraturan yang perlu disepakati bersama antara tim fasilitator dengan peserta.
3.



Aswaja dan Ke-Nu-an
60 menit
1.     Seputar kelahiran NU
2.     Makna filosofis lambang NU
3.     Pengertian ASWAJA
4.     Amaliah ASWAJA ala Nahdliyah
4.




Ke-IPNU IPPNU-an
60 menit
1.     Latar belakang kelahiran IPNU IPPNU
2.     Perjalanan ipnu-ippnu dari Masa Ke Masa
3.     Tinjauan PD/PRT ipnu ippnu (lambang, tujuan, asas, keanggotaan, dll)
4.     Hubungan IPNU IPPNU dengan NU beserta banomnya serta ormas lain.
5.



Keorganisasian dan Kepemimpinan (Dikemas dalam bentuk Fun Outing)
60 menit
1.     Pengertian dan tujuan organisasi
2.     Macam-macam organisasi
3.     Pengertian kepemimpinan
4.     Macam-macam kepemimpinan.

C. MASA KESETIAAN ANGGOTA
NO
MATERI
WAKTU
INDIKATOR
KET
1.     
Perkenalan
30 menit
Perkenalan identitas peserta, pelatih dan/ atau panitia seperti nama, alamat, hobi, pekerjaan, nomor hp, status, pengalaman organisasi, dll.

2.     
Kontrak Belajar
45 menit
Berisi peraturan-peraturan yang perlu disepakati bersama antara tim fasilitator dengan peserta.

3.     
Pre Test
45 menit
Pokok bahasan :
a.     Ke IPPNUIPPNU an.
b.     Pengetahuan dan pengalaman organisasi.
c.     Harapan dan tujuan.
d.     Peltihan yang pernah dikuti.
e.     Pengetahuan tentang NU.

4.     
Ke IPPNU an
90 menit
Pokok bahasan :
a.     Latar belakang sejarah kelahiran IPPNU.
b.     Pendiri IPPNU
c.     Fungsi, sifat, visi, misi IPPNU
d.     Jenjang kepengurusan IPPNU
e.     Arti lambing IPPNU

5.     
Ke NU an
90 menit
Pokok bahasan :
a.     Sejarah perkembangannya NU dari masa ke masa.
b.     Pendiri dan tokoh NU
c.     Peran NU dalam bidang agama, social budaya
d.     Prinsip-prinsip Nahdlatul Ulama
e.     Khittah NU dan Nasionalisme

6.     
Aswaja
90 menit
Pokok bahasan :
a.     Sejarah kelahiran Aswaja dan perkembangannya di Indonesia
b.     Prinsip-prinsip ajaran Madzhab NU dalam berbagai bidang
c.     Pengertian dan dalil-dalil yang menjadi rjukan Aswaja pada amaliyah warga NU.

7.     
Keorganisasian
90 menit
Pokok bahasan :
a.     Pengertian organisasi.
b.     Fungsi organisasi.
c.     Jenis-jenis organisasi.
d.     Unsur-unsur organisasi.
e.     Manajemen kepanitiaan.

8.     
Kepemimpinan
60 menit
Pokok bahasan :
a.     Pengertian Kepemimpinan.
b.     Macam-macam kepemimpinan.
c.     Kepemimpinan menurut Islam

9.     
Ke Administrasian
60 menit
a. Pengertian Adminisstrasi
b. Pedoman surat menyurat IPPNU

10.   
Ke CBP-KPP an
60 menit
Pokok Bahasan :
a.     Sejarah berdirinya CBP-KPP

11.   
Out Bond
120 Menit
Pokok bahasan :
a.     Disesuaikan

12.   
Evaluasi
90 menit
60 menit diskusi (pendalaman materi)
30 menit angket (peserta, pelatih, pemateri, panitia)

13.   
Guide and Conseling
60 menit
Pokok bahasan :
a.     Perkenalan lebih dekat.
b.     Sharing tentang permasalahan hidup yang dihadapi tentang belajar, keluarga, pergaulan dengan teman, dll.

14.   
Perjalanan malam
120 menit
Terdiri Dari Maksimal 4 Pos (Kondisional):
1.     Penguatan Odeologi Aswaja, pentingnya mempertahankan NU dan Aswaja.
2.     Kesadaran berorganisasi sebagai bagian dari perjuangan.
3.     Pentingnya ber-IPPNU bagi pelajar NU.
4.     Cita-cita / visi dan misi IPPNU.

15.   
Renungan malam (kontempelasi)
60 menit
Merenungkan tentang hakikat penciptaan manusia, dosa-dosa kepada Allah, orang tua, dan orang lain, kematian.

16.   
Pembaiatan
60 menit
Sumpah/janji sebagai anggota

17.   
Rencana Tindak Lanjut
60 menit



CATATAN PENTING :

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
..........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
..........................................................................................................................

..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................


Tidak ada komentar:

Posting Komentar