Kamis, 25 Juni 2015

makalah pengembangan alat evaluasi



MAKALAH
PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI

Disusun guna memenuhi tugas :
Mata kuliah: Sistem Perencanaan PAI
Dosen Pengampu: Rahmi Nuzulia, M.Pd.I


Description: D:\STIKAP\SEMESTER VI\STUDI TOKOH\LOGO STAIKAP.jpg


Disusun oleh:
Moh.Aban Falahi
M. Imam Fauzan
M. EkoPriyanto
M. HeriSusanto
Muh. Khafidzin
Kelas : T3A


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN
(STAIKAP)
2015

KATA PENGANTAR
       Teriring rasa syukur biqouli Alhamdulillah atas berkat rahmat, karunia, dan ridho Allah SWT. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan atas junjungan nabi kita nabi besar Muhammad SAW sang revolusioner sejati pembawa pencerahan dari zaman kegelapan. Sang edukator sejati, suri tauladan, dan pemimpin umat manusia.
       Makalah Pengembangan Alat Evaluasi ini lahir atas kerjasama kelompok kami melalui bahan referensi yang memadai dan forum diskusi kelompok sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Sistem PAI yang dibimbing oleh dosen yang kompeten dibidangnya yaitu Rahmi Nuzulia, M.Pd.I, sekaligus juga Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam di kampus STAIKAP
       Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam pengambilan materi maupun dalan penulisan itu sendiri. Oleh karena itu penulis membuka lebar kritik dan saran demi perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement).
       Akhir kata, terimakasih atas semua pihak yang telah memberikan kontribusi terahadap makalah kami, baik bagi pembaca semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan dan bagi penulis untuk  berusaha memberikan yang terbaik. Semoga.

Pekalongan,  Juni 2015
Penulis
      


DAFTAR ISI












BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Menyusun sistem perencanaan pembelajaran merupakan langkah penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berbagai rancangan perencanaan pembelajaran, model desain pembelajaran, pengembangan materi pembelajaran hingga pengembangan alat evaluasi yang akan dibahas pada makalah ini.
Berhasil dan tidaknya tujuan pembelajaran dapat kita telusuri melalui  alat evaluasi pembelajaran baik dengan tes hasil belajar atau evaluasi pembelajaran yang lain. Melalui evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektifitas program desain yang direncanakan.

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang maka kami perlu merumuskan fokus pembahasan. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1.      Bagaimana hubungan antara tujuan pembelajaran dengan tes?
2.      Apa pengertian dan kriteria tes hasil belajar?
3.      Apa kaitannya tes dengan evaluasi?
4.      Bagaimana ujian nasional berperan dalam evaluasi hasil belajar?

C.    TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah berdasar pada rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Menjelaskan keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan tes
2.      Menjelaskan pengertian dan kriteria tes hasil belajar
3.      Menjelaskan keterkaitan tes dengan evaluasi
4.      Memberikan kritik terhadap ujian nasional sebagai salah satu bentuk evaluasi hasil belajar di Indonesia.

D.    SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH


Makalah ini disusun dalam tiga bagian. Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah dan sistematika penulisan makalah.
Bab II, bagian pembahasan yang membahas tentang Pengembangan Alat Evaluasi, serta
Bab III, bagian penutup, kesimpulan, daftar pustak

BAB II
PEMBAHASAN

A.    TES DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Penilaian adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran, yang meliputi[1] : (1) tujuan pembelajaran, (2) metode pembelajaran, (3) penilaian hasil belajar. Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru. Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa, sehingga guru dituntut untuk mampu memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna dan terukur.
Dalam konteks kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran itu tiada lain dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Kompetensi yang harus dicapai dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang terukur yang kemudian dinamakan obyektif. Penulisan perubahan tingkahlaku sebagai obyektif dikembangkan oleh Merger dalam format ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan), Behaviour (perilaku yang bagaimana yang diharapkan dimiliki), Condition (dalam situasi dan kondisi yang bagaimana subyek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), Degree (kualitas dan kuantitas tingkahlaku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal)[2].
Bentuk perumusannya bisa dilihat pada contoh berikut ini. Disampaikan tentang jenis-jenis pernapasan(c), diharapkansiswa (A) dapat membedakan (B) pengertian pernapasan aerob dan anaerob dengan tepat (D).
Oleh karena tujuan pembelajaran atau kompetensi merupakan tujuan pembelajaran yang harus dicapai,  maka desainer pembelajaran harus segera merumuskan item tessesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Perhatikan contoh berikut.

RumusanTujuan
Evaluasi
1
Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir diharapkan siswa dapat menjelaskan pengaruh respirasi
Coba kamu jelaskan apa yang dimaksud dengan respirasi?
2
Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir diharapkan siswa dapat mengemukakan perbedaan pengertian antara respirasi aerob dengan anaerob
Coba kamu kemukakan, apa perbedaan pengertian antara respirasi aerob dengan anaerob?

Dari rumusan diatas, tampak jelas bahwa perubahan perilaku yang terkandung dalam tujuan itu dapat diukur, karena memang melalui alat evaluasi dapat ditentukan keberhasilannya.

B.     TES HASIL BELAJAR

1.      Pengertian
Selama ini tes merupakan alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa mencapai kompetensi. Tes pengukuran keberhasilan atau sering dikenal Criterion Refernced Test (CRT)  adalah tes yang terdiri atas item-item yang secara langsung mengukur tingkahlaku yang harus dicapai oleh suatu proses pembelajaran. Tes pengukuran keberhasilan ini juga dikenal dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Karena item tes itu harus parallel dengan rumusan indicator hasil belajar.
2.      Petunjuk Tes Pengukur Keberhasilan
Untuk mengembangkan tes pengukur keberhasilan atau tes yang didesain untuk Penilaian Acuan Patokan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
a.       Item tes diturunkan dari indicator hasil belajar. Artinya, setiap item dirumuskanuntukmelihat keberhasilan siswa mencapai indicator hasil belajar
b.      Item tes harus berorientasi pada hasil belajar. Artinya, item-item tes harus mampu mengukur apakah siswa telah berhasil menyelesaikan tugas tertentu
c.       Item tes perlu menjelaskan dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat ditunjukkan.
d.      Setiap indicator hasil belajar sebaiknya disusun lebih dari satu item tes.
3.      Kriteria Tes
Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria, yaitu kriteria validitas dan reabilitas.  Tes sebagai alat ukur dikatakan memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki tingkat reabilitas atau keandalan jika tes tersebut dapat menghasilkan informasi yang konsisten. Misalnya, jika suatu tes diberikan pada sekelompok siswa, kemudian diberikan lagi kepada kelompok siswa yang sama pada saat yang berbeda, maka hasilnya akan relative sama.
4.      Jenis-jenis Tes
Tes hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis. Berdasarkan jumlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual. Dilihat dari cara penyusunannya, tes juga dibedakan menjadi tes buatan guru dan tes standar. Tes buatan guru disusun untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru yang bersangkutan.Tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sehingga berdasarkan kemampuan tersebut tes standar dapat memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan datang. Dilihat dari cara pelaksanaannya, tes dapat dibedakan menjadi tes tulisan, tes lisan dan tes perbuatan.

C.    EVALUASI PEMBELAJARAN

1.      Pengertian
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.[3]
Ada beberapapengertianevaluasi.Padatahun 1949 Ralph Tyler memperkenalkan kata evaluasidalambukunya yang berjudul Basic Principles of Curriculum and instruction.Sebenarnyaadasedikitperbedaanantarates, pengukurandantes[4].
1.      Tes adalah proses pengambilan data yang berkaitan dengan bakat intelegensi, dan kemampuan, baik kemampuan kognitif maupun psikomotor, serta dalam mengambil data yang dirancang secara khusus.
2.      Pengukuran adalah proses pemberian angka pada seseorang atau sesuatu hal yang dimaksudkan untuk membedakan tingkat orang atau barang mengenai hal yang diukur (Ebel).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tes merupakan bagian dari pengukuran, tetapi pengukuran belum tentu, atau tidak harus menggunak antes.
3.      Evaluasi dapat didefinisikan oleh beberapa ahli berikut ini :
·         Tyler, evaluasisebagai proses pencarian informasi apakh tujuan yang telah ditentukan itu tercapai atau tidak
·         Suchman, evaluasi sebagai proses penentuan hasil yang dicapai oleh beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
·         Stufflebeam. Evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah proses pengumpulan data secara ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.
2.      Fungsi Evaluasi
Ada beberapa fungsi evaluasi[5], yakni :
a.       Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik siswa
b.      Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
c.       Evaluasi dapat memberikan informasi untukmengembangkan kurikulum
d.      Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan serta pengembangan karier.
e.       Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang hendak dicapai

D.    UJIAN NASIONAL

Dewasa ini revolusi mental yang sedang digalakkan program Pemerintahan sekarang menjadi pokok utama dalam pembangunan karakter bangsa khususnya dalam bidang pendidikan. Penanaman revolusi mental dapat dilakukan di bangku sekolah, minimal dari pelaksanaan ujian nasional (UN) yang berintegritas tinggi.
Mengingat selama ini pelaksanaan UN yang hasilnya dijadikan standar kelulusan lembaga pendidikan meninbulkan pro dan kontra. Terdapat beberapa alasan bagi mereka yang pro dengan UN.
Pertama, UN merupakan alat untuk mendongkrak dan meningkatkan kualitas pendidikan, dengan asumsi penyelenggaraan UN dapat memacu kinerja sekolah untuk mencapai standar kelulusan yang ditetapkan pusat.
Kedua, dalam sebuah negara yang begitu luas dengan berbagai karakteristik dan budaya yang berbeda, UN dapat dianggap sebagai kontrol dan alat pemersatu bangsa
Ketiga, melalui penyelenggaraan UN dapat meningkatkan persaingan antar sekolah dan ujung-ujungnya dapat menumbuhkan persaingan antar daerah dalam meningkatkan kinerjanya.
Keempat, UN dapat juga dijadikan alat akuntabilitas pendidikan dewasa ini kepada msyarakat.
Alasan-alasan tersebut memang rasional. Melalui UN sekolah akan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan harapan tidak adanya siswa yang tidak lulus. Namun demikian, pada kenyataannya upaya sekolah tidak diikuti oleh tanggungjawab yang baik. Upaya untuk meningkatkan kinerjanya agar tidak ada siswa yang tidak lulus diartikan sebagai upaya meluluskan seluruh siswa bagaimanapun caranya. Akhirnya berkembanglah praktik-praktik ketidakwajaran dalam pelaksanaan UN.
Di negara maju seperti Amerika, seperti yang disampaikan McMillan terdapat kritik terhadap ujian yang diwajibkan negara, bahwa ujian negara akan membawa dampak negatif, yakni :
1.      Menumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang pda keahlian berfikir dan memecahkan masalah
2.      Mengajar demi ujian
3.      Diskriminasi. Disadari atau tidak, kelulusan siswa yang ditentukan oleh hasil UN, menimbulkan diskriminasi bagi siswa dan sekolah khususnya siswa yang berasal dari kelas sosial ekonomi rendah, serta sekolah yang ada di pedesaan yang baik dari kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana jauh di bawah sekolah-sekolah yang ada di kota.
Memerhatikan tiga hal yang menjadi kritik terhadap penyelenggaraan ujian nasional, para desainer, dn perencanaan pembelajaran, perlu memahami konteks evaluasi yang benar, khususnya dalam evaluasi hasil belajar. Jangan sampai kita terjebak pada sistem evaluasi yang hanya diarahkan untuk mengejar tujuan sesat yakni tujuan asal lulus ujian nasional saja.
Oleh karena itu pengembangan alat evaluasi harus terus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menuturkan akan pentingnya menanamkan nilai-nilai kejujuran di bangku sekolah minimal dari pelaksanaan UN sehingga revolusi mental dapat terwujud.[6]
Penekanan nilai integritas ini menjadikan hal yang berbeda pada pelaksanaan UN tahun 2015. Selain menyampaikan angka prestasi siswa, kata Mendikbud, pelaksanaan UN tahun ini juga memberikan laporan nilai integritas setiap sekolah di kabupaten/kota kepada kepala daerah masing-masing.Bagi sekolah yang memiliki nilai integritas tinggi dalam penyelenggaraan UN, Mendikbud akan mengundang masing-masing kepala sekolah dari sekolah-sekolah dimaksud sebagai upaya memberikan apresiasi atas prestasi yang telah diraih.






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

         Pengembangan alat evaluasi  merupakan salah satu langkah penting dan tidak boleh ditinggalkan dalam perencanaan dan desain pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat dan berintegritas maka akan menciptakan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran dan sekaligus dapat melihat efektifitas program desain yang telah direncanakan.


















DAFTAR PUSTAKA


Hamalik, Oemar. 2013 .KurikulumdanPembelajaran.Jakarta:PT. Bumi Perkasa
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. .Jakarta: Kencana.
Lukman Chakim. Evaluasi. 2011. Pekalongan:STIKAP Press
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/4195. Diakses di kampus STAIKAP(07/06/2015).

                                           













[1]OemarHamalik. KurikulumdanPembelajaran. (Jakarta: PT. Bumi Perkasa 2013 ) Hlm 156
[2].WinaSanjaya.PerencanaandanDesainSistemPembelajaran.(Jakarta:Kencana 2008). hlm 232
[3]OemarHamalik. Op.cit. Hlm 159
[4]LukmanChakim.Evaluasi( STIKAP Press2011) hlm 1-4
[5]Wina Sanjaya,. Op.Cit. Hlm 244